"Selama lima tahun saya di sini, munculnya cacing dari dalam tanah baru kali ini terjadi," kata Marsono.
Marsono mengatakan dirinya sempat tidak mau makan karena jijik melihat banyaknya jumlah cacing yang keluar dari dalam tanah itu.
Pakar Lingkungan Hidup dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Prabang Setyono mengatakan, munculnya cacing dari dalam tanah dengan jumlah banyak itu diduga karena fenomena alam.
"Cacing itu habitatnya diagregat-agregat tanah. Sehingga bisa jadi yang pertama di situ kelembabnya telah terjadi perubahan drastis. Biasanya tanah itu berubah dari penghujan ke kemarau. Biasa begitu," ujar dia.
"Di dalam biasanya panas kelembabannya jelas berkurang. Biasanya cacing mesti keluar mencari perlindungan," katanya menambahkan.
Kemunculan cacing dari dalam tanah ini tidak hanya terjadi di Solo, tapi juga terjadi di beberapa daerah.
Menurutnya, tahun lalu keluarnya cacing dari dalam tanah tak semerata tahun ini.
"Saya juga kaget kok merata ini. Kayaknya tahun ini ada sedikit anomali. Mungkin ada dinamika suhu tanah dari dalam. Ini sedikit masuk logika. Gunung-gunung yang dulunya dianggap tidur ada istilahnya geotektoniknya begitu," ujar Prabang.