Dengan kelompok kontrol, beberapa pasien tidak menerima obat yang sedang diuji sehingga dokter dapat menentukan apakah obat itu benar-benar mempengaruhi kondisi mereka.
Yang jelas, Uji coba obat (Clinical Trials) Remdesivir sedang berlangsung di puluhan pusat Kesehatan dan rumahsakit di Amerika Serikat.
Sebanyak 2.400 pasien dengan gejala Covid-19 yang parah di 152 lokasi percobaan di seluruh Amerika Serikat.
Demikian pula, sedang berlangsung uji coba obat pada 1.600 pasien dengan gejala sedang di 169 rumah sakit dan klinik di seluruh dunia.
Karena ini akan menjadi kebutuhan mendesak untuk pengobatan COVID-19 di seluruh dunia.
Semoga saja hasilnya konsisten sehingga bisa ditetapkan sebagai obat utama dalam pengobatan penyakit COVID-19.
Selain Remdesevir juga telah dilakukan uji clinis pada ribuan pasien dengan menggunakan obat antimalaria (Hydroxy Chloroquine), namun obat anti malaria, 'Hydroxy Chloroquine' ini selain memberikan efek mengurangi gejala, ada kelemahannya, yaitu juga memberikan efek samping, berupa hypoglikemia hingga arrythmia atau gangguan irama jantung.
Karena kekurangannya, sehingga bisa saja obat Hydroxy Chloroquine cukup dijadikan sebagai obat pendukang atau supportif drugs.
Akhirnya, semoga dalam waktu yang tidak terlalu lama, Obat Pilihan anti COVID-19 bisa segera disahkan