Namun jabatan tersebut hanya berlangsung satu tahun lantaran putri Presiden keempat RI itu memilih mengundurkan diri.
Saudari dari Gubernur Jawa Timur ini membeberkan alasannya lebih memilih mundur dari jabatan staf khusus.
Ia pun beralasan bahwa pilihannya untuk undur diri dari jabatan orang dekat Presiden kala itu untuk menghindari konflik kepentingan yang akan menerjangnya.
Sebab saat itu dirinya selain menjabat sebagai stafsus Presiden, Yenny juga diketahui sebagai salah satu pengurus partai politik besar, yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
"Saya keluar kan lebih karena waktu itu ada konflik kepentingan dengan partai. Saya masih diminta oleh Gus Dur untuk mengurus partai," kata Yenny dikutip dari Kompas.com, Senin (20/4/2020).
Di posisi tersebut, Yenny sempat bimbang lantaran harus memilih salah satu dari dua jabatan yang sama-sama menguntungkan tersebut.
Ia berpendapat bahwa ketika berada di pemerintahan, maka prioritas utama adalah kepentingan mengabdikan diri melalui jabatan yang telah diamanahkan.
Yenny khawatir, jika mengambil posisi sebagai pengurus partai tetapi juga menjabat sebagai staf khusus, ia tak dapat menjalankan amanah dan kepercayaan publik.
"Jadi saya putuskan daripada saya tidak bisa menjalankan mandat dan amanah, mencederai kepercayaan publik, maka saya putuskan untuk keluar," tuturnya.