Pada saat pemberontakan komunis, pemerintah mendapat dokumen berisi nama Soesalit sebagai "Orang yang Diharapkan".
Singkat cerita, Soesalit pun menjadi tahanan rumah dan pangkatnya diturunkan.
Ia menjadi pejabat di Kementrian Perhubungan dengan pangkat militer tak berbintang.
Soesalit wafat di RSAP 17 Maret 1979.
Satu pesan yang diwariskan Soesalit adalah agar keturunannya tak membangga-banggakan dirinya sebagai keturunan R.A. Kartini dan selalu rendah hati.(*)
Artikel ini telah tayang di Suar.ID dengan judul "Kisah Pilu Anak Tunggal RA Kartini yang Terseret Pusaran Komunisme"