Federasi Podiatris Internasional mengungkap temuan ini dalam laporan kasus yang menggambarkan seorang bocah laki-laki berusia 13 tahun tiba-tiba memiliki lesi di kaki berdiameter 5-15 milimeter bulan lalu.
Dua hari kemudian, bocah itu mengalami demam, nyeri otot, sakit kepala, gatal-gatal hebat, serta muncul sensasi rasa terbakar di kaki yang berlangsung lebih dari seminggu, sebelum sembuh dengan sendirinya.
Dokter tidak bisa mengonfirmasi lesi di kaki dipicu oleh virus corona karena situasi darurat yang sedang Italia hadapi saat ini. Namun, ada kemungkinan bocah itu tertular virus corona dari ibu dan saudara perempuannya yang positif Covid-19, sebelum lesi di kaki muncul.
Studi kecil sebelumnya di Italia juga menunjukkan, sekitar satu dari lima pasien dengan Covid-19 mengalami manifestasi kulit, seperti kulit merah dan gatal-gatal.
Podiatris mengatakan, penting untuk mempertimbangkan lesi di kaki sebagai gejala potensial dari Covid-19 sebelum yang lain berkembang.
Jika seseorang memiliki lesi dan tidak memiliki riwayat sengatan, luka bakar, atau trauma lainnya, dokter menyarankan, untuk mengisolasi orang tersebut dalam karantina dan mengobati dengan kortikosteroid topikal--krim untuk masalah dermatitis, gatal, radang, bahkan pembengkakan.
"Lakukan konsultasi dengan profesional medis melalui jarak jauh dan kirimlah foto ke dokter. Jika mungkin, mintalah tes Covid-19. Hanya pergi ke rumahsakit jika ada keadaan darurat," saran para pakar.
Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Muncul lesi keunguan di sekitar jari kaki, gejala baru virus corona.
(*)