"Mereka semuanya sudah enggak nonton sinetron Indonesia. Mereka semua nonton drakor," kata Nafa Urbach dikutip dari Kompas.
Nafa juga mengungkapkan apa yang akan terjadi apabila seluruh penonton sudah tak berminat menyaksikan sinetron Indonesia.
Dan ya, Nafa Urbcah blak-blakan mengaku hal tersebut akan berdampak besar, mulai dari artis yang tak lagi bekerja hingga PH yang enggan membayar honor mahal.
"Gimana kalau seandainya seluruh Indonesia nontonnya drama Korea?" ucap Nafa Urbach.
"Ya, selesailah artisnya jadi enggak kerja nanti. Akhirnya PH (production house) enggak berani bayar artis besar, karena ya nanti kalau sinetronnya enggak laku, kalau mereka bayar pemain baru enggak terlalu mahal-mahal amat," ungkap Nafa Urbach.
Contoh drama korea berjudul 'School 2015'
"Tapi akhirnya mereka tidak akan melahirkan pemain-pemain yang berkualitas," tambahnya.
Menjamurnya drama korea hingga muncul istilah demam korea layaknya bisa menjadi peringatan bagi sineas dalam negeri untuk menjadi lebih baik.
"Jadi ini udah kayak alarm sih kalau aku pikir, alarm buat sineas Indonesia, penulis skenario Indonesia, dan PH-PH di Indonesia yang mengerjakan sinetron stripping," ujarnya.