Gridhot.ID - Amerika Serikat memang menjadi negara dengan korban virus corona terbanyak di dunia.
Bahkan negara superpower tersebut hampir lumpuh akibat penyakit tersebut.
Namun kini justru kabar baik untuk masyarakat dunia muncul dari negara tersebut.
Pakar penyakit menular pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan hasil awal dari uji klinis yang diawasi dengan ketat menawarkan kabar baik mengenai terapi pengobatan corona (Covid-19) dengan obat remdesivir. Obat itu diproduksi oleh perusahaan bioteknologi Gilead Sciences Inc.
Anthony Fauci, Lepala Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular atau National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAD), yang melakukan penelitian, mengatakan pada pertemuan di Gedung Putih dengan Presiden AS Donald Trump dan Gubernur Louisiana John Bel Edwards bahwa uji coba menunjukkan efek positif yang signifikan dalam mengobati virus corona.
Gilead mengeluarkan rilis berita yang menyebut hasil dari uji coba NIAID menunjukkan obat eksperimental remdesivir membantu pasien pulih lebih cepat daripada perawatan standar. Hasil ini menunjukkan bahwa obat itu bisa menjadi pengobatan efektif pertama untuk penyakit corona yang telah mengubah kehidupan modern ini.
Uji coba NIAID melibatkan lebih dari 1.000 pasien dan membandingkan pengobatan remdesivir dengan perawatan suportif dengan plasebo.
"Pasien yang mendapatkan obat pulih dalam rata-rata 11 hari, sedangkan mereka yang mendapatkan plasebo pulih dalam 15 hari," kata Fauci seperti dilansir Bloomberg.
Fauci mengatakan, data Gilead menunjukkan obat Covid-19 memiliki efek positif. "Hasilnya sangat signifikan jika Anda melihat waktu untuk pemulihan," kata Fauci.