Kekhawatiran sebagian kalangan AS, lebah ini bisa menyebar di AS dan berdampak serius pada populasi lebah lain, yang pada gilirannya berdampak negatif pada tanaman yang membutuhkan lebah untuk penyerbukan.
Ted McFall, seorang warga AS, mengaku belum pernah melihat tawon seperti ini sebelumnya.
Ia menemukan sarang tawon itu tak jauh dari rumahnya di Custer, Washington.
Pada November 2019, dia dapat melihat dari jendela rumahnya, bangkai lebah berserakan di tanah. Ketika dia melihat lebih dekat, dia melihat tumpukan anggota koloni yang mati di dekat sarang, dan lebih banyak lagi di dalamnya.
Ribuan lebah kepalanya tercabik-cabik, lepas dari tubuh mereka. Saat itu ia tidak melihat tanda-tanda pelakunya.
"Aku tidak bisa membayangkan apa dan siapa bisa melakukan itu," kata McFall. Tapi ia kemudian curiga para pembunuh itu adalah apa yang oleh beberapa peneliti sebelumnya disebut "tawon pembunuh."
Ratu tawon pembunuh ini dapat tumbuh hingga dua inci panjangnya. Lebah raksasa dari Asia ini dapat menggunakan mandibulanya yang berbentuk seperti sirip hiu berduri untuk memusnahkan sarang lebah lain dalam beberapa jam.
Ia bisa memenggal kepala lebah madu, dan terbang pergi membawa tubuh lebah lain untuk memberi makan anak-anak mereka.
Di Jepang, tawon ndas ini telah membunuh hingga 50 orang per tahun. Sekarang, untuk pertama kalinya, mereka telah tiba di Amerika Serikat.
McFall masih tidak yakin lebah raksasa Asia bertanggung jawab atas penyerbuan sarang lebah di dekat rumahnya.