Ulies Chan pun menceritakan bahwa saat putra pertamanya masih kecil, sang suami sudah bermain hati dengan sang pelakor.
"Aku akui aku memang bukan istri yang terbaik buat mu, tapi bukan kah tak ada manusia yang sempurna? Setidaknya aku sudah berusaha yang terbaik yang aku mampu.. bahkan saat putra pertama kita masih kecil kamu sudah mulai bermain hati dengan nya, namun aku memaafkan khilafmu karena engkau berjanji akan berubah demi anak kita.. Aku memang bukan siapa-siapa, hanya seorang ibu yang hanya punya cinta untuk keluarga. Aku memang tidak berpangkat seperti dirinya, tapi ingat kah kamu sayang,, aku yang selalu ada di samping mu, kulakukan itu semua demi menjadi ibu yang selalu ada untuk anak-anak kita..," ujar Ulies Chan.
Lama tak terendus, perselingkuhan itu pun akhirnya terkuah di pada suatu hari di bulan Ramadan kemarin.
"Sampai suatu hari di Ramadhan ini Allah yang Maha Baik memberikan petunjuknya, bertahun-tahun tak pernah aku punya bukti namun pagi itu dimudahkan diriku untuk membuka hpmu. ," imbuhnya.
Ia pun menjelaskan mengapa lampiran fotonya terlihat berantakan.
"Tak ada bukti screenshoot yang rapi, semua chat kalian harus ku foto secepat kilat supaya saat kamu terbangun posisi hp gak berubah disampingmu, agar kamu tak curiga dan bisa melanjutkan tidurnya sambil memelukku kembali.. ," paparnya.
Namun, meski menjadi duri dalam rumah tangga orang lain, sang pelakor merasa terusik akan statusnya sebagai PNS yang tak boleh menjadi orang ketiga.
"Yaa mungkin wanita abdi negara itu tak tahu kalau pacarnya masih selalu pulang ke rumah dan tidur memelukku tiap malam. Yang dia tau proses cerai kita sedang berjalan dan ketakutan jadi yang kedua tak boleh dilakukan seorang PNS tampak mengusik ketenangannya.
Kalau dia takut dihujat karena jadi orang ketiga seperti di serial drakor yang sedang viral, akupun tak pernah menyangka menjadi sosok tersakiti diserial itu... (emoji)
Aahh sudah lah tak usah ku ungkap semua tentang ku(emoji) cukup sudah aku berbaik hati dengan mu(emoji) sekarang ingat lah sayang karma itu tak semanis kurma!!!," pungkasnya.
(*)
Source | : | |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar