Ketua RT tak terima diteriaki maling
Sementara itu, Kapolsek Cibungbulang Polres Bogor Kompol Ade Yusuf menjelaskan bahwa kabar mengenai penganiyaan nenek Arni (70) bermula karena meneriaki penyalur bansos atau ketua RT dengan sebutan maling.
"Arni dengan nada emosi menyebut dan menuduh Asep dengan sebutan maling karena disebut maling di depan orang banyak kemudian Asep mendorong pipi Arni sampai terjatuh," ungkap Ade.
Perselisihan paham antara nenek Arni dengan ketua RT Asep berawal dari menanyakan tentang Bansos Bupati Bogor berupa beras, karena penerima Bansos tersebut atas nama Nirlana yang tak lain menantu Arni yang sudah bercerai dengan anaknya.
Kemudian disepakati bahwa penerima bansos tersebut dilimpahkan kepada Arni dan sudah terealisasi.
Setelah terealisasi pelimpahan penerima bansos tersebut, nenek Arni menerima satu karung beras.
Namun karena merasa harusnya menerima dua karung beras, kemudian nenek tersebut menanyakan perihal bansos kepada Asep dengan nada emosi, kemudian oleh dijelaskan bahwa penerima atas nama menantunya sudah pindah ke Desa Leuweungkolot.
Akhirnya, bantuan itu dilimpahkan ke nenek Arni yang diberikan sebanyak satu karung atau 15 kilogram beras saja.
"Udah dapat satu, dikasihkan bukan dipotong satu karung bukan. Karena satu karung jatah anaknya sudah pindah," kata Ade.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar