China mengklaim dengan luas terhadap sebagian besar Laut China Selatan dalam nine dash line berbentuk U yang tidak dikenali oleh tetangganya atau sebagian besar dunia.
Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan Haiyang Dizhi 8 hanya melakukan kegiatan 'normal'.
Sumber keamanan Malaysia mengatakan Haiyang Dizhi 8 diapit pada satu titik pada hari Jumat oleh lebih dari 10 kapal dari Tiongkok.
Dari 10 kapal itu ada termasuk milik milisi laut dan penjaga pantai.
Sumber tersebut juga sebutkan adanya kapal Vietnam.
Ketegangan tersebut hanyalah konflik yang China timbulkan dengan Malaysia, padahal China juga berkonflik dengan Vietnam, Filipina dan Indonesia.
Mengutip CNN, ahli politik regional mengatakan kapal-kapal China mengadopsi taktik yang semakin kuat, yang berisiko memicu konflik baru dengan kekuatan regional utama seperti Malaysia dan Indonesia.
Greg Polling, direktur AMTI, mengatakan negara-negara itu lebih penting daripada sebelumnya karena kapal-kapal China memperluas jangkauan mereka di kawasan itu, sebagian besar karena pembangunan lanjutan pulau-pulau buatan Beijing di Laut Cina Selatan.
"Kepulauan tersebut menyediakan pangkalan depan untuk kapal-kapal China, secara efektif mengubah Malaysia dan Indonesia menjadi negara-negara garis depan," kata Polling.
Dia menambahkan, "Pada hari tertentu, di sana sekitar selusin kapal penjaga pantai tampak di sekitar Kepulauan Spratly, dan sekitar seratus kapal nelayan, siap berangkat."