Banyak kedai kopi akan gulung tikar karena mereka membutuhkan penjualan lokal, katanya.
Dia memperingatkan bahwa pihak berwenang mungkin bertindak terlalu jauh untuk membatasi kedai kopi - yang mungkin dilakukan secara rahasia dan dikriminalisasi.
"Seorang turis mungkin awalnya tertarik ke kedai-kedai kopi, tetapi orang-orang ini juga memesan hotel, mengunjungi sebuah restoran dan akan pergi naik perahu pulang pergi di kanal," katanya.
“Mereka menghabiskan uang. Masa ekonomi akan sangat sulit di tahun-tahun mendatang, kita juga membutuhkan pekerjaan,” ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Kota seks dan ganja ini ingin bertobat di kala corona.
(*)