Sejumlah media online memberitakan kemunculan perdana dokter Reisa Broto Asmoro dalam briefing harian Satgas Covid 19, Senin (8/6/2020).
Tampilnya dokter Reisa sebagai salah satu juru bicara tim komunikasi publik Gugus Tugas Covid-19 dianggap sebagai sesuatu yang mengejutkan.
Belum ada keterangan alasan di balik penunjukan dokter Reisa. Menteri Komunikasi dan Informatika, Jhony G Plate, belum merespons pertanyaan KompasTv.
Juru Bicara Pemerintah bidang kesehatan, Ahmad Yurianto, juga mengelak memberi keterangan.
“Tolong ditanyakan ke timnya saja. Posisi saya jubir pemerintah bukan tim komunikasi publik,” kata Yuri.
Namun Yurianto memberi petunjuk singkat kemungkinan alasanya, “Edukasi masyarakat menjadi hal utama yang harus dilakukan”.
Soal edukasi publik ini, penelusuran di jagat maya menunjukkan, ini bukan hal baru bagi dokter Reisa.
Ada beberapa artikel tentang Covid-19 yang berkaitan dengan Reisa. Di antaranya unggahan kesedihan dokter Reisa saat rekan sesama dokternya berpulang, hingga sejumlah tips yang dibagikanya dalam menghadapi new normal.
"Ingat, pastikan selalu menjaga kebersihan tangan dan jangan sentuh-sentuh wajah dengan tangan yang kotor. Lalu pakai masker! Setiap waktu ketika berada di luar rumah. Dan pastikan benar penggunaannya".
Sejumlah rekam jejak dokter Reisa menunjukkan dia bukan “dokter biasa”. Juga karena, disebut-sebut pernah terlibat sebagai anggota DVI korban Sukhoi dan korban aksi bom (terorisme).