Sementara itu, pemimpin redaksi kantor berita resmi Global Times di China mengatakan Beijing menolak memberitahu jumlah korban tentara China sebagai tindakan baik untuk menghindari memicu suasana publik.
Kedua belah pihak saling tuduh menyalahkan sebagai pemicu bentrokan tersebut.
Bentrok yang berujung pada pertempuran itu bermula pada April lalu ketika China memicu konfrontasi terhadap tentara India.
Pihak China mengirim ribuan tentara, artileri dan kendaraan perang seperti tank ke wilayah yang disengketakan di sepanjang Garis Kontrol Aktual, sebuah batas de facto yang diputuskan pada akhir perang Sino-India 1962.
Pihak India mengatakan klaim China terhadap Lembah Galwan sangat berlebihan dan tidak dapat dipertahankan.
Klaim itu hadir setelah diskusi antara menteti luar negeri India dan diplomat terkemuka China, Wang Yi pada Rabu (17/6/2020).
Dalam pertemuan itu, kedua belah pihak sepakat untuk tidak mengambil langkah apa pun yang dapat meningkatkan masalah.
Sebagai gantinya, memastikan perdamaian dan stabilitas di perbatasan yang diperebutkan.
Sementara itu, Perdana Menteri India Narenda Modi mengatakan, "Pengorbanan tentara kita tidak akan dibiarkan sia-sia."