Gridhot.ID - Donald Trump memang sedang jadi 'incaran' rakyatnya.
Pasalnya banyak kontroversi yang dibuatnya akhir-akhir ini.
Mantan penasihat keamanan nasional Amerika Serikat John Bolton mengatakan bahwa Presiden Donald Trump hanya peduli soal pemilihan ulangnya sebagai presiden.
Hal ini membuat Trump menjadikan pemilihan ulang sebagai dasar dari setiap keputusan yang dibuatnya.
Dalam sebuah wawancara dengan Martha Raddatz dari ABC News, Bolton mengatakan dia tidak melihat apa pun di mana pemilihan ulang tidak menjadi faktor utama dalam pengambilan kebijakan.
"Banyak orang mengeluh bahwa dia memiliki rentang perhatian yang pendek dan dia tidak fokus," kata Bolton.
“Namun ketika menyangkut pemilihan ulang, rentang perhatiannya tidak terbatas. Sayang sekali tidak ada yang lebih dari itu ketika menyangkut keamanan nasional," paparnya.
Dalam bukunya, The Room Where it Happened, Bolton menyebut Trump sebagai presiden yang berpengetahuan rendah.
Pada hari Minggu, Bolton mengatakan dia harus menjelaskan suatu konsep secara berulang-ulang, seperti mengapa semenanjung Korea dipartisi pada tahun 1945 pada akhir Perang Dunia II.
Trump tidak mau melakukan pembelajaran sistematis dan tak banyak membaca.
Bahkan Bolton bilang pengarahan intelijen seharusnya dilakukan setiap hari untuk 'mendidik' Trump.
Mengenai keamanan nasional, Bolton mengatakan tidak ada kebijakan nyata.
Trump tampaknya menganggap hubungan pribadi yang baik dengan Xi Jinping, Vladimir Putin Rusia dan Kim Jong-un setara dengan hubungan baik antara Amerika Serikat dan negara mereka masing-masing.
“Saya pikir dia tidak cocok untuk berada di posisi ini, tidak berpikir dia memiliki kompetensi untuk melaksanakan pekerjaan," kata Trump.
Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Terbitkan buku kontroversial, mantan penasehat sebut Trump tak tahu apa-apa.
(*)