Para pelaut Tiongkok kemudian diduga naik ke kapal yang bergelimang ikan, menyita ikan dan peralatan navigasi, serta memukuli dan menendang para nelayan yang diselamatkan yang diperintahkan untuk memompa air keluar dari kapal yang rusak.
Kapal yang ditabrak itu dibantu untuk pulang ke Vietnam oleh nelayan lain.
NZ Herald melaporkan, ini merupakan kedua kalinya dalam dua bulan terakhir sebuah kapal Vietnam ditabrak.
Sebelumnya, pada 2 April lalu, Penjaga Pantai Tiongkok menenggelamkan kapal nelayan Vietnam. Beijing bersikeras bahwa kapal Vietnam itu menabrak kapal Tiongkok dan tenggelam sendiri.
Tetapi negara-negara Laut China Selatan - termasuk Filipina, Taiwan, Indonesia dan Malaysia - prihatin dengan insiden terbaru ini yang melakukan aksi protes atas "larangan menangkap ikan" oleh Beijing yang sewenang-wenang.
Sekadar mengingatkan saja, Beijing telah mendeklarasikan larangan memancing musim panas secara sepihak di Laut China Selatan selama beberapa tahun.
China menginginkan penghentian semua aksi penangkapan ikan di atas paralel ke-12 (yang meliputi Paracels) dengan tujuan untuk memulihkan cadangan ikan.
Karena tidak memiliki yurisdiksi yang diakui secara hukum internasional atas laut tersebut, negara-negara tetangga mengabaikan larangan itu.
Source | : | Kontan.co.id |
Penulis | : | None |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar