Pas penyampaian khotbah, para imam harus berdiri setidaknya 2 meter dari baris pertama dan diharuskan pake pelindung wajah.
Para jemaah juga disediakan tempat shalat yang udah dikasih tanda dan berjarak 1 meter antar jemaah. Dewan Agama Islam Singapura mengingatkan untuk jemaah nggak boleh bergaul satu sama lain dan harus segera ninggalin masjid setelah selesai shalat Jumat.
Sementara itu sebelum masuk masjid, jemaah harus dicek melalui SafeEntry pake nomor NRIC atau FIN mereka. Mereka juga sangat dianjurkan untuk pake aplikasi TraceTogether.
Langkah-langkah manajemen aman yang ditingkatkan juga bakal diterapkan, termasuk mengharuskan para jemaah bawa peralatan shalat pribadi seperti sajadah.
Untuk cewek, mereka diharapkan bawa mukena sendiri. Sedangkan untuk cowok bawa sarung.
Nggak cuman itu, jemaah juga diminta untuk pake masker setiap saat ketika berada di masjid termasuk selama shalat.
Untuk memungkinkan sirkulasi udara yang lebih baik dan mengurangi kemungkinan transmisi aerosol dari daur ulang udara dari sistem pendingin udara, kipas yang disediakan.
Orang-orang yang nggak dapet tempat untuk shalat Jumat bisa nyusul dengan shalat Zuhur.
Sayangnya lansia (60 tahun ke atas) dan anak-anak (di bawah usia 12 tahun) nggak disaranin untuk hadir di shalat Jumat. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menilik Ketatnya Shalat Jumat di Singapura, Harus Pesan Online "
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar