Rentang ini dibentuk oleh tabrakan lempeng tektonik Pasifik yang bergerak ke utara dan Pasifik yang bergerak ke utara.
Intrusi magma panas ke lapisan batuan sedimen selama pengangkatan pegunungan menghasilkan pembentukan bijih yang mengandung tembaga dan emas.
Bijih tembaga yang kaya ditemukan di daerah itu pada 1936, dan bijih yang mengandung emas Grasberg ditemukan tahun 1988.
Melansir Forbes, pada 2017 tambang Freeport ini menghasilkan 756 juta dollar AS Rp10 triliun dari penambangan emas dan tembaga.
Tapi ada dampak memprihatinkan dari tambang emas dan tembaga di Tanah Papua tersebut.
Melansir earthobservatory.nasa.gov, sebuah foto bisa mengilustrasikan dampak mengerikan dari tanah yang terus dikeruk.
Menurut NASA, foto ini mengilustrasikan bagian lubang terbuka selebar sekitar 4 kilometer dari kompleks tambang; ada juga pekerjaan tambang bawah tanah yang ekstensif.
Jalan akses untuk truk yang mengangkut bijih dan batuan sisa terlihat di sepanjang sisi lubang.
Tambang ini terletak di dekat gletser gunung ekuatorial langka yang berfungsi sebagai indikator perubahan iklim di wilayah tersebut.
Source | : | intisari |
Penulis | : | None |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar