Aktivitas Beijing membangun pulau buatan selama lebih dari 6 tahun di Laut China Selatan telah membuat geram negara yang bersinggungan dan menarik perhatian Amerika Serikat.
Kepulauan Spratly diklaim oleh China, Vietnam dan Filipina.
Sejak gugus karang kecil muncul ke permukaan laut, China mulai membangun di gugus karang tersebut.
Pembangunan tersebut dimulai sejak tahun 2015, dari yang berupa gugus karang kecil menjadi pulau 10 kali lebih besar.
Kini, pulau itu dilengkapi dengan peluncur misil dan pangkalan udara.
Lembaga think tank di Washington, Pusat Studi Strategi Internasional menyebut pulau itu pangkalan udara buatan paling canggih di Laut China Selatan.
Pulau buatan itu juga mendapat hujan yang sangat banyak.
Studi sebutkan curah hujan setahun senilai 3000 mm (118 inchi) di karang tersebut.
Sebagian besar air hujan tersebut terserap ke bawah tanah melalui pasir dan debu, tetapi masih ada genangan air tawar mengapung di atas air laut.