Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Telpon Hotman Paris, Susi Pudjiastuti Singgung Soal Pencalonan Presiden, Sang Mantan Menteri: Kekerasan Kepala Saya Membuat Partai Takut Dekatin

Desy Kurniasari - Kamis, 02 Juli 2020 | 16:42
Hotman Paris dan Susi Pudjiastuti
Kolase Tribunnews.com / Lendy Ramadhan dan Dokumen Susi Pudjiastuti via Kompas.com

Hotman Paris dan Susi Pudjiastuti

Gridhot.ID - Sosok mantan Menteri Perikanan, Susi Pudjiastuti, memang sering kali mencuri perhatian.

Terlebih perhatiannya terhadap dunia perikanan serta laut yang tak pernah lepas dari perhatiannya.

Sempat berkuasa saat menduduki kursi menteri, Susi Pudjiastuti sering memberikan masukan atas kebijakan.

Baca Juga: Dipandang Bak Superhero hingga Buat Khofifah Terkagum-kagum, Kebiasaan Susi Pudjiastuti Nyebur Laut Justru Jadi Bahan Ledekan Presiden Jokowi, Simak Cerita Kocak Dibaliknya

Asalkan kebijakan tersebut masih berkaitan dengan kekayaan alam laut Indonesia.

Mantan Menteri Perikanan Susi Pudjiastuti sekarang punya program televisi di Metro TV namanya Susi Cek Ombak.

Kali ini Susi Pudjiastuti menghubungi temannya yang sangat fenomenal tak lain adalah pengacara Hotman Paris Hutapea.

Baca Juga: Namanya Digadang-gadang Bakal Jadi Kandidat Presiden di Pilpres 2024, Susi Pudjiastuti Banjir Dukungan Warganet, Begini Respon Sang Mantan Menteri

"Bagaimana kabarnya Bang Hotman?," tanya Susi di acara Susi Cek Ombak yang baru saja tayang pada Rabu (1/7/2020) yang dikutip Wartakotalive.com.

"Halo ibu Susi tumben hubungi, kangen ya sama saya," sapa Hotman sambil tertawa.

"Kerjaan saat pandemi membludak karena saya spesialisasi di bidang bisnis dan finance, bencana corona ini berdampak pada perusahaan jadi yang datang ke saya itu baik dari perbankan maupun pengusaha berlomba minta nasehat hukum."

Pengusaha berdampak Covid menjadi berkah bagi Hotman Paris karena orang selalu mencari kualitas.

Susi pun memuji rasa percaya diri Hotman Paris. "Rasa percaya diri ini harus ditularkan ke anak milenial biar jadi pengacara handal," katanya.

Baca Juga: Seolah Tak Ingat Umur, Hotman Paris Senang Bukan Main Kala Melihat Pria di NTB Berani Nikahi 2 Wanita Sekaligus, Netizen: Mau Ya Om?

Lalu pembicaraan beralih pada kebiasaan Susi Pudjiastuti saat masih jadi menteri sering menenggelamkan kapal yang melakukan penangkapan ikan masuk ke Indonesia.

Itu diakui Hotman Paris sebagai cara yang bagus dan abnormal meski tidak ada kekuatan hukumnya.

"Ibu dari sekian banyak kapal yang ditenggelamkan sempat ada gak nih yang diadili dulu," tanya Hotman Paris.

"Semua diadili dulu bang, kalau saya sih maunya langsung tenggelamkan. Semua lewat pengadilan dulu Jadi kita minta penetapan sebelum keputusan," ujar Susi Pudjiastuti.

Baca Juga: Diterawang Mbak You Diikuti Sosok Anak Kecil, Hotman Paris Disebut-sebut Hamili Orang, Sang Pengacara Kondang: Lu Nuduh Gua?

Menurut Susi banyak yang berpikir dirinya membuat keputusan semena-mena, padahal itu semua melalui proses pengadilan.

Susi menjelaskan ada Satgas khusus untuk menangani kapal yang melanggar terdiri dari jaksa agung, baharkam, angkatan laut, KKP, Pol air, Kementerian Kelautan.

Semua penetapan dilakulan di Pengadilan Negeri yang dekat dengan lokasi kapal.

Selama jadi menteri, Susi Pudjiastuti sudah tenggelamkan 586 kapal dan bangkainya jadi rumah ikan, mereka curi ikan lalu kembali jadi rumah ikan.

Baca Juga: Biasanya Pamer Kekayaan, Hotman Paris Tiba-tiba Minder Saat Bersanding dengan Sosok Ini, Sang Pengacara: Semakin Tidak Berarti Diriku

Bahkan nelayan jadi senang untuk mencari ikan di lokasi itu, bahkan para penyelam senang mendatangi lokasi yang ada kapal ditenggelamkan.

Mantan Menteri KKP, Susi Pudjiastuti.

Mantan Menteri KKP, Susi Pudjiastuti.

"Cara itu yang bikin takut, kalau kapal dilelang pasti dibeli dengan murah. Saya dengar ada Rp 900 juta untuk lelang 5 kapal asing yang dulu ditangkap waktu jaman saya," tutur Susi.

Pencalonan presiden

Hotman pun bertanya mengapa Susi tak mau mencalonkan diri jadi Presiden, bagaimana dengan tahun 2024 nanti?

Baca Juga: Auto Tenar Usai Terima Pelanggan Pengacara Tajir se Indonesia, Inilah Kedai Kopi Johny Tempat Tongkrongan Hotman Paris: Saya Iseng Viralkan Langsung Berhasil

"Tak bisa lah bang mau jadi presiden harus diikuti partai besar dengan threshold 20 persen. Saya ini tidak ikut partai mana-mana," kata Susi.

"Oh jadi ibu realistsi ya," kata Hotman.

"Ya haruslah masa mimpi di siang hari,dianggap orang gila nanti, " balas Susi.

"Tapi kalau ada partai yang mau sama ibu Susi bagaimana nih," tanya Hotman

"Bang kekerasan kepala saya membuat partai gak mau lah, takut dekatin saya," kata Susi lagi.

Baca Juga: Kebingungan, Hotman Paris Akhirnya Bertanya Kepada Ustaz Abdul Somad Soal Hukum Pria Beristri Tapi Punya Wanita Simpanan, Begini Jawabannya

"Tapi saya dukung loh ibu Susi," jawab Hotman.

Di segmen selanjutnya Susi menanyakan soal kasus ABK yang dianiaya sampai mati lalu dibuang ke laut.

Hotman pun menjawab itu tergatung dengan tempat kejadianya, jika di luar negeri maka kewenangan ada di wilayah hukum negeri tersebut.

Baca Juga: Tatap Muka dengan Ustaz Abdul Somad, Hotman Paris Ceritakan Dirinya yang Takut Pensiun dari Pekerjaan Mewahnya, Hampir Bunuh Diri Namun Gagal gara-gara Tukang Becak

"Untuk menjerat pelaku, harusnya dengan adanya ekstadisi maka pemerintah Indonesia harusnya mendekat ke negara itu agar bisa dihukum di Indonesia," kata Hotman.

Apalagi harus menuntut si agen pencari kerja karena tidak mungkin melakukan hal tersebut.

Lalu Bang Hotman ditanya cepat oleh Susi Pudjiastuti soal pribadi.

"Bang Hotman pilih mana dibully netizen atau dimarahi istri," kata Susi

"Lebih baik dibully netizen lah, kalau istri udah kebal bertahun-tahun," jawab Hotman.

Baca Juga: Ditantang Hotman Paris, Mbak You Pertanyakan Sesosok Anak Kecil yang Selalu Ikuti Sang Pengacara: Abang Pernah Keguguran?

"Lalu lebih baik ketinggalan dompet apa cincin bang," tanya Susi

"Lebih baik dompet lah. Dompet paling tinggi bawa uang cash 10 juta. Kalau cincin harganya 3 miliar," jawab Homan lagi.

Lihat videonya di sini:

Ramai Jenazah ABK Dibuang di Laut, Susi Pudjiastuti Kenang Tragedi Perbudakan Nelayaa'n 'Benjin

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti turut berkomentar soal dugaan Anak Buah Kapal (ABK) asal Indonesia yang diduga diperbudak hingga meninggal dunia dalam pelayaran

Baca Juga: Bersanding dengan Najwa Shihab Hingga Susi Pudjiastuti, Janda Ahok Masuk Daftar 20 Tokoh Paling Berpengaruh di Indonesia, Veronica Tan: Masih Banyak yang Lebih Baik...

Hingga ABK itu meninggal dan jenazahnya dilarung ke laut

Melihat berita itu, Susi jadi teringat dengan kejadian Benjina.

"Itulah kenapa Ilegal Unreported Unregulated Fishing harus dihentikan. Ingat dulu kasus Benjina ? Dibawah ini berita dari Korea," tulis Susi di akun Twitternya, Kamis (7/5/2020)

Tragedi Benjina yang terungkap April 2015 itu memang menyisakan duka mendalam dalam industri.

Saat itu, kantor berita Associated Press (AP) justru yang mengungkap perbudakan itu untuk pertama kali.

Baca Juga: Bukan Minta Kompensasi, Susi Pudjiastuti Justru Harapkan Hal Ini dari Pemerintahan Jokowi, Sang Mantan Menteri: Ini Kondisi Tersulit dalam Hidup Saya

Dalam tragedi itu, sebanyak 322 anak buah kapal (ABK) asing terdampar di areal pabrik milik PT Pusaka Benjina Resorces (PBR) di Benjina, Kepulauan Aru, Maluku.

Mereka semua dalam kondisi sangat memprihatinkan.

Mereka diduga menjadi korban kerja paksa oleh perusahaan perikanan berbendera Thailand di wilayah Indonesia.

Baca Juga: 2 Bulan Maskapainya Ngandang Tanpa Pemasukan, Susi Minta Pemerintah Tunda Pembayaran Urus Surat Penerbangan: Ini Kondisi Tersulit dalam Hidup Saya

Komentar Fadli Zon

Kejadian menyedihkan Anak Buah Kapal (ABK) asal Indonesia yang dibuang dan dilarung di laut oleh kapal ikan Cina menimbukan kegeraman masyarakat Indonesia.

Meski belum diketahui alasan meninggalnya ABK itu, sejumlah pihak menduga terjadi praktik perbudakan di kapal Cina itu.

Politisi Partai Gerindra pun meminta agar Pemerintah Indonesia melakukan investigasi terhadap kejadian itu.

Fadli Zon mengaku sangat miris dan sedih apabila memang terjadi praktik perbudakan di kapal tersebut.

Susi Pudjiastuti
IG susipudjiastuti115

Susi Pudjiastuti

"Ini harus diusut dan diinvestigasi. Kalau benar berita MBC maka negara harus menuntut pihak China," tulis Fadli Zon di akun Instagramnya, Kamis (7/5/2820).

Baca Juga: Tidak Pro Nelayan Kecil, Kebijakan Edhy Prabowo Soal Penggunaan Cangtrang untuk Menangkap Ikan Dapat Kecaman dari Susi Pudjiastuti, Sang Mantan Menteri: Saatnya Kapal Raksasa Mengeruk Kembali

"Selain praktik perbudakan, apa yg dilakukan thd ABK Indonesia jelas pelanggaran HAM n penghinaan thd rakyat Indonesia. Kita bukan budak China! @Menlu_RI @KemnakerRI @jokowi," imbuhnya.

Kronologi

Kementerian Luar Negeri RI memberikan penjelasan soal video viral kasus pelanggaran HAM terhadap asal Indonesia di sebuah kapal ikan Cina.

Dalam laporan stasiun MBC Korea Selatan, dijelaskan jenazah WNI yang bekerja di kapal China dilempar ke tengah laut.

Baca Juga: Lebaran di Kampung Halaman, Susi Pudjiastuti Pamer Potret Lengkap Keluarganya, Sang Putra Bungsu Tulis Rasa Sayangnya pada Mantan Menteri

Video tersebut dirilis di Youtube pada kanal MBC bertajuk "Eksklusif, 18 jam sehari kerja. Jika jatuh sakit dan meninggal, lempar ke laut, demikian dikutip dari Kompas.tv.

Video tersebut dirilis di Youtube pada kanal MBC bertajuk "Eksklusif, 18 jam sehari kerja. Jika jatuh sakit dan meninggal, lempar ke laut

Seorang Youtuber bernama Jang Hansol mengulas berita tersebut dalam kanal Youtube, Korea Reomit pada Rabu waktu setempat (6/5/2020).

Di video tersebut Hansol, menterjemahkan secara perlahan, pemberitaan MBC dari bahasa Korea ke bahasa Indonesia.

"Video yang akan kita lihat habis ini adalah kenyataan pelanggaran HAM orang Indonesia yang bekerja di kapal China," ujar Hansol menterjemahkan laporan penyiar MBC.

Baca Juga: Disayang Jokowi dengan Prestasi Menyaingi Susi Pudjiastuti, Mantan Menteri Ini Ogah Nganggur Setelah Tak Dipilih Lagi, Banting Setir Jadi Petani Sayur di Tengah Hutan Beton Jakarta

Masih dari berita yang diterjemahkan Hansol, disebutkan MBC mendapatkan rekaman video Jenazah ABK Indonesia yang dilempar ke laut setelah kapal tersebut kebetulan tengah bersandar di Pelabuhan Busan

Dijelaskan juga bahwa MBC mendapat video dari orang Indonesia dan meminta bantuan kepada pemerintah Korea Selatan dan media setempat.

Pada awalnya, pihak televisi tidak bisa memercayai rekaman tersebut. Apalagi ketika hendak dilakukan pemeriksaan, kapal itu disebutkan sudah kembali berlayar. Pihak MBC menyatakan dibutuhkan penyelidikan internasional untuk memastikan kabar itu.

Baca Juga: Diam-diam di Tengah Wabah Corona, KKP Jilat Ludah Sendiri, Peraturan Pelarangan Ekspor Benih Lobster Era Susi Pudjiastuti Resmi Dicabut Menteri Edhy Prabowo

Dalam Video itu disebutkan bertanggap 30 Maret di Samudera Pasifik bagian barat. Sementara kotak merah seperti kantung jenazah yang ditempatkan di geladak kapal adalah Ari, pria yang berusia sekitar 24 tahun.

Hansol menterjemahkan laporan penyiar MBC bahwa Ari dia sudah bekerja lebih dari satu tahun dan meninggal. Setelah melakukan seperti "upacara", jenazah kemudian dibuang ke tengah laut.

"Dan Mas Ari menghilang di tempat yang kita tidak tahu kedalamannya," kata Hansol menirukan pembawa suara.

Laporan MBC juga menjelaskan sebelum Ari meninggal, sebelumnya sudah ada Al Fatah yang disebut berusia 19 tahun dan Sepri (24), yang dibuang ke laut setelah meninggal.

Video laporan MBC tersebut diunggah pada 5 Mei 2020 dan telah ditonton sebanyak 2,610,842 netizen.

Baca Juga: Panggil Susi Pudjiastuti dengan Sebutan Putri Laut, Inilah Sosok Daniel Kaiser, Bule Tampan yang Pernah Jadi Suami Mantan Menteri Kelautan

Penjelasan Kemlu

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri menjelaskan kejadian tersebut.

Pihak Kemlu menyebut insiden itu terjadi di perairan Selandia Baru ketika kapal itu berlayar di perairan itu.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah menerangkan, masalah tersebut sudah ditangani oleh perwakilan Indonesia di tiga tempat yaitu Cina, Korea Selatan, dan Selandia Baru.

Baca Juga: Kejar-kejaran Hebat Selama 72 Jam Tanpa Henti, Kapal Berkarat yang Ternyata Bandit Lautan Ini Takhluk di Tangan TNI, Perintah Penangkapan Tak Datang dari Jokowi Tapi Justru Wanita Ini

"Pelarungan jenazah dilakukan di perairan yang masuk wilayah kerja KBRI Selandia Baru," ujar Faizasyah

Laporan tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh KBRI Beijing dan kini kasus itu sedang mengurus penanganan ABK Indonesia di kapal itu.

Kemudian, KBRI Beijing menindaklanjuti dengan pemerintah setempat dan KBRI Seoul yang mengurusi penanganan ABK Indonesia, termasuk pemulangan," kata

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judulSusi Pudjiastuti Ditanya Hotman Tak Calonkan Jadi Presien: Partai Takut Sama Keras Kepalanya Saya(*)

Source :Wartakotalive

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x