Tekanan politik dalam negeri terhadap Macron sangat kuat. Seperti rangkaian aksi protes rompi kuning, yang menentang reformasi tenaga kerja. Aksi itu marak sebelum pandemi corona.
Cita-cita Macron setelah kabinet baru.
Pada bulan April, Macron mengatakan dia ingin membentuk kembali haluannya demi memenuhi tantangan terbaru yang dihadapi Prancis.
Tetapi kemungkinan besar, sisa dua tahun masa jabatannya malah akan didominasi oleh tema penanganan wabah corona.
Baca Juga: Ogah Bebaskan Fariba Adelkah, Iran Kena Amuk Prancis, Asal Beri Vonis Padahal Ada Agenda Politik
Macron dan Kanselir Jerman Angela Merkel akhir Juni 2020 lalu mengumumkan prakarsa baru pemulihan ekonomi Eropa dengan dana senilai 500 juta euro untuk membantu negara-negara Uni Eropa yang paling terpukul oleh pandemi Covid-19.
Namun rencana itu ditentang beberapa anggota Uni Eropa.
Mereka menolak penggunaan dana Uni Eropa sebagai hibah, bukan sebagai kredit.
Negara-negara penentang utama yang dikenal dengan julukan empat negara penghemat adalah Austria, Belanda, Denmark dan Swedia.
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Indonesia baru wacana dan drama, Prancis tak cuma reshuffle, kabinet bubar jalan"
(*)