Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Tulis Sendiri Namanya dalam Perintah Eksekutif, Vladimir Putin Sahkan Sendiri Peraturan yang Jadikan Dirinya Presiden Abadi, Peneliti Singgung Pemilih Palsu

Desy Kurniasari - Minggu, 05 Juli 2020 | 09:13
Presiden Rusia, Vladimir Putin.
kremlin.ru

Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Selama pemilu kepresidenan terakhir, dia memperkirakan sebanyak 10 juta pemilih adalah palsu.

Baca Juga: Ogah Main Gertak-gertakan Doang, Putin Resmi Izinkan Negaranya Gunakan Nuklir Jika Diserang Negara Lain, Rusia Kini Patut Diwaspadai

" Amendemen Konstitusi mulai berlaku. Amendemen ini berlaku tanpa melebih-lebihkannya atas kehendak rakyat," kata Vladimir Putin sebagaimana dilansir Daily Mail setelah dia menandatangani Perintah Eksekutif.

"Kita telah melakukan keputusan ini bersama, sebagai sebuah negara," ujar Vladimir Putin. Tak hanya memperpanjang 'cengkraman' Vladimir Putin di Rusia, perubahan Konstitusi itu juga akan melarang pernikahan sesama jenis dengan landasan 'iman kepada Tuhan adalah nilai inti' dalam masyarakat Rusia.

Konstitusi baru akan menekankan pada pentingnya UU Rusia di atas UU Internasional. Vladimir Putin mengusulkan perubahan Konstitusi sejak Januari dan bersikeras merasa layak untuk menjabat lagi serta meminta pemilu terkait hal tersebut.

Baca Juga: Ekonomi Negaranya Anjlok Terseok-seok Gara-gara Corona, Vladimir Putin Justru Makin Kokoh untuk Berkuasa, Pemungutan Suara Bakal Buat Dirinya Memimpin Hingga 2036

Pemungutan suara tidak diwajibkan secara hukum karena perubahan telah disetujui oleh Parlemen dan dicap oleh Mahkamah Konstitusi Negara. Pemilihan yang sebelumnya dijadwalkan pada 22 April lalu terpaksa ditunda karena wabah virus corona.

Selama proses pemilu terjadi pada Rabu kemarin (1/7/2020), banyak laporan kecurangan terjadi seperti para pemilih dipaksa dan peraturan lain yang tidak sesuai prosedur serta pemalsuan suara.

Analisis menunjukkan beberapa kawasan melaporkan tingkat partisipasi mendekati 100%. Semakin tinggi jumlah pemilih, semakin besar kemungkinan amendemen Konstitusi disetujui.

Baca Juga: Kerusuhan di Negaranya Meluas, Donald Trump Sampai Dievakuasi, Presiden Amerika Serikat Kedapatan Telepon Vladimir Putin Bicarakan Hal Ini

Hal itu menunjukkan adanya 'dugaan' bahwa surat suara 'ya' yang mendukung perubahan Konstitusi dimasukkan ke dalam kotak suara. Pihak Kremlin telah membantah bahwa hasil pemungutan suara merupakan pemalsuan.

Ketua Komisi Pusat Pemilu, Ella Pamfilova menolak klaim ini pada Jumat, mengatakan bahwa hasil dari pemilu otentik dan legitimasi mereka tidak bisa dibantah. "Hasil pemungutan suara dilakukan dengan transparansi tinggi," ujar Pamfilova.

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x