GridHot.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil sejumlah kementerian dan lembaga untuk rapat terbatastentang Percepatan Penyerapan Anggaran,di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (7/7/2020).
"Ini kemendikbud ada Rp 70,7 triliun, kemensos Rp 104,4 triliun, kemenhan Rp 117,9 triliun, Polri Rp 92,6 triliun, kemenhub Rp 32,7 triliun. Saya minta di kementerian dan juga di kepolisian ini dipercepat semuanya belanjanya," kata Jokowi diikutip tribun-timur.com dari kanal Youtube Sekretariat Presiden.
Khusus kepada Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Jokowi meminta agar melakukan belanja di dalam negeri.
Seperti belanja di PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, atau PT PAL.
"Yang bayar di sini, ya, yang cash, cash, cash APBN. Beli produk dalam negeri, saya kira Pak Menhan juga lebih tahu mengenai ini. Kepolisian juga sama. Saya kira belanja-belanja yang dulu belanja ke luar, rem dulu. Beli belanja yang produk-produk kita agar apa? Ekonomi kena trigger bisa memacu growth kita, pertumbuhan kita," kata Jokowi.
Jokowi kemudian mengingatkan jajarannya mengenai kondisi dunia yang sedan mengalami krisis akibat Covid-19.
Oleh sebab itu, Jokowi meminta seluruh jajarannya untuk bekerja lebih keras lagi.
"Pada kondisi krisis, kita harusnya kerja lebih keras lagi. Jangan kerja biasa-biasa saja. Kerja lebih keras dan kerja lebih cepat."
"Itu yang saya inginkan pada kondisi sekarang ini. Membuat Permen (Peraturan Menteri) yang biasanya mungkin dua minggu ya sehari selesai, membuat PP (Peraturan Pemerintah) yang biasanya sebulan ya dua hari selesai, itu loh yang saya inginkan," tegas Jokowi.
Lebih lanjut, Jokowi meminta jajarannya agar membuat terobosan dalam melaksanakan prosedur.
"Kita harus ganti channel dari ordinary pindah channel ke extraordinary. Dari cara-cara yang sebelumnya rumit, ganti channel ke cara-cara cepat dan cara-cara yang sederhana."
"Dari cara yang SOP (standar operasional prosedur) normal, kita harus ganti channel ke SOP yang smart shortcut. Gimana caranya? Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara lebih tahu dari saya, menyelesaikan ini. Kembali lagi, jangan biasa-biasa saja," ungkapnya.
Di bidang ekonomi,Jokowi menyebut bahwa prediksi ekonomi dunia juga kurang menggembirakan.
Menurut informasi yang Jokowi terima dari Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), kontraksi ekonomi global diprediksi mencapai minus 6 hingga 7,6 persen.
"Kalau kita ini tidak ngeri dan menganggap ini biasa-biasa saja, waduh, bahaya banget. Belanja juga biasa-biasa saja, spending kita biasa-biasa saja, enggak ada percepatan," tambahya.
Kontraksi ekonomi tersebut sudah dialami oleh Indonesia di kuartal pertama, di mana pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 2,97 persen, turun dari yang biasanya 5 persen.
Meskipun angka di kuartal kedua belum keluar, Jokowi sudah mengingatkan agar jajarannya berhati-hati mengingat terdapat penurunan permintaan, penawaran, dan produksi.
"Dari demand, supply, production, semuanya, terganggu dan rusak. Ini kita juga harus paham dan sadar mengenai ini. Karena apa? Ya mobilitasnya kita batasi. Mobilitas dibatasi, pariwisata anjlok. Mobilitas dibatasi, hotel dan restoran langsung anjlok, terganggu. Mal ditutup, lifestyle anjlok, terganggu," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul "Menhan Prabowo Subianto Baru Saja Ditegur Presiden Jokowi Agar Belanja di Indonesia"
(*)