Dua ratus juta tahun yang lalu, ketika dinosaurus masih berkeliaran di dunia, sikas ada di mana-mana.
Mereka membentuk sekitar 20% tanaman, bertindak sebagai tempat berlindung bagi beberapa spesies dinosaurus dan sebagai makanan bagi yang lain.
Entah bagaimana, sikas berhasil bertahan hidup hingga melewati zaman es dan beradaptasi untuk hidup berdampingan dengan spesies tanaman baru.
Akan tetapi seiring berjalannya waktu, jumlah tanaman itu menyusut.
Seperti semua sikas, Encephalartos woodii berubah dari jumlah jutaan spesimen menjadi ribuan, dan hari ini, mungkin hanya satu.
Beberapa tanaman memiliki organ jantan dan betina, tetapi tidak dengan Encephalartos woodii.
Spesimen yang dikenal di Royal Botanical Gardens Kew ini adalah jantan, dan untuk memperbanyaknya diperlukan pasangan betina.
Setiap kali siap kawin, pohon unik ini akan menghasilkan kerucut besar berwarna-warni yang penuh dengan serbuk sari.
Bahkan sinyal kesiapannya mampu memancarkan panas atau menghasilkan bau untuk menarik penyerbuk.
Source | : | Suar.id |
Penulis | : | None |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar