Fitur-fitur lain yang akan ditampilkan dalam jet tempur baru Jepang adalah kemampuan untuk menyinkronkan penargetan rudal antara beberapa pesawat, yang dikenal sebagai pengendalian kebakaran terintegrasi atau penembakan jaringan.
Lalu kemampuan senjata internal, seperti yang terlihat pada jet stealth F-22 Amerika.
Serta penggunaan nozel dorong-vektor, perangkat yang menggunakan dorongan mesin untuk berbelok lebih tajam.
Pesawat tempur F-2, yang pertama kali terbang pada tahun 1995, bersama dengan jet F-15J, membentuk tulang punggung pertahanan udara Tokyo.
Pertahanan itu dipandang membutuhkan perbaikan, terutama karena China berinvestasi pada jet tempur baru, termasuk pesawat J-20 yang tersembunyi di mana jet Jepang yang direncanakan bisa menjadi saingan yang kuat.
Menteri Pertahanan Jepang Taro Kono mencatat tekanan pada armada tempur Jepang bulan lalu ketika ia mengatakan kepada wartawan bahwa Angkatan Udara Bela Diri Jepang mengacak-acak jet tempur setiap hari dalam menanggapi penerbangan militer China di dekat wilayah Jepang.
Berita perkembangan pesawat tempur Jepang datang ketika Departemen Luar Negeri AS menyetujui penjualan lebih dari 100 jet tempur F-35 AS ke Jepang.
Penjualan akan terdiri dari 63 jet F-35A, yang lepas landas dari landasan pacu, dan 42 jet F-35B, yang membutuhkan roll lepas landas pendek dan dapat mendarat secara vertikal.
"Penjualan yang diusulkan ini akan mendukung tujuan kebijakan luar negeri dan tujuan keamanan nasional Amerika Serikat dengan meningkatkan keamanan sekutu utama yang merupakan kekuatan bagi stabilitas politik dan kemajuan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik," sebut Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan AS dalam rilisnya.