GridHot.ID - Ashanty sama sekali tak menyangka jika keponakannya, Millendaru atau Millen Cyrus, akan berkunjung ke rumahnya.
Sebab, Asahanty sempat marah dan enggan menganggap Millen sebagai keponakannya.
Bukan tanpa sebab, hal itu dilakukan Ashanty karena Millen memutuskan untuk transgender.
Namun, Ashanty merasa Millen bagian dari keluarganya.
"Jadi Millen ini memang luar biasa ya, dari dulu dekat sampai marah, sampai enggak mau kenal sempat," kata Ashanty seperti dikutip dari kanal YouTube The Hermansyah A6, Jumat (17/7/2020).
"Tapi gimanapun keluarga, dibaikin lagi sebenarnya aku enggak apa-apa. Sudahlah hidupnya masing-masing, tapi kalau dia bersikap wajar," imbuhnya.
Selain itu, Ashanty juga berharap Millen tidak sutuhnya mengubah kodratnya sebagai laki-laki.
Ashanty juga berpesan pada Millen untuk terus menjaga nama baik keluarga.
"Semoga saja, dia sekarang katanya sudah lebih dewasa, dia bilang belum merubah macam-macamnya, tadi kita lihat ternyata belum," ujar Ashanty.
"Tapi kenapa difoto enggak kelihatan, ada triknya kata dia, oke whatever" imbuhnya.
"Selalu pesan buat dia adalah, kasihan almarhum bapaknya, kasihan mamanya masih hidup," tandasnya.
"Kasian juga grandma, mama dan papa aku kan," jelasnya.
Tak berhenti di situ saja, Ashanty ingin Millen untuk tidak melakukan hal-hal yang merugikan.
Terutama merugikan dan mencemarkan nama baik keluarga Ashanty.
"Apapun yang diambil, dia tetap bagian dari keluarga kita, setelah sekian lama enggak ketemu, enggak mungkin kita mau musuhin terus kan," kata Ashanty.
"Tapi sekarang yang bisa kita pesan, jalanin hidup yang baik, yang benar, stop melakukan hal-hal yang bikin berita yang ujung-ujungnya ke kita," imbuhnya.
"Paling penting ingat keluarga sgalanya, saat kamu susah, sakit, atau apapun itu pasti baliknya ke keluarga," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul "Ashanty Beri Pesan Menyentuh pada Millendaru: Kasihan Almarhum Bapaknya, Kasihan Mamanya Masih Hidup"
(*)
Source | : | Tribunwow.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar