Kementerian Manajemen Darurat China, Jumat (17/7/2020) melaporkan kerugian akibat banjir sangat besar.
Dia memperkirakan lebih dari 49 miliar yuan atau 7 miliar dolar AS, jika dirupiahkan sekitar Rp 100 triliun.
Seperti dilaporkan warga tepi timur danau di Provinsi Jiangxi, Xu Yongxiang berusia 45 tahun.
Dia mengatakan desanya di Liufang hampir tanpa air atau listrik selama hampir seminggu.
Xu menyatakan meskipun sudah waktunya untuk panen padi, tanaman itu bersama dengan kapas, jagung dan kacang-kacangan sudah terendam banjir.
“Kami tidak memiliki satu meter pun tanah kering,karena semuanya banjir, ” kata Xu, seperti dikutip di mikroblog resmi, China Youth Daily.
Dilansir AP, Jumat (17/7/2020), Sungai Yangtze yang perkasa di Cina terys meluap, menimbulkan kekhawatiran akan banjir lebih dahsyat lagi.
Hujan lebat membuat tekanan baru pada Bendungan Tiga Ngarai besar yang mengangkangi sungai hulu kota Wuhan di Provinsi Hubei.
Kantor Berita Resmi Xinhua, Jumat (17/7) melaporkan aliran air di belakang bendungan akan mencapai rekor pada Jumat (17/7) malam, 55.000 meter persegi per detik.
Sungai-sungai Yangtze telah menghancurkan tepiannya di beberapa tempat.