Termasuk ada saja pengikut setianya yang siap sedia mendukung segala argumen-argumennya.
Pada film ini, kemampuan mengarahkan Wahyu dan akting Bu Tejo (Siti Fauziyah) terbilang ciamik.
Sulit untuk tidak sebal dengan karakter Bu Tejo, dan mungkin dialah manifestasi dari “Lambe turah.”
Sepanjang perjalanan, film ini diisi oleh pergunjingan soal Dian, gadis ayu dan single dengan segala kabar miringnya.
Gosip-gosip seputar “cewek nakal” pun jadi perbincangan hangat. Ada yang membela Dian, ada pula yang mengamini gosip-gosip Bu Tejo.
Cukup terasa dalam film ini Wahyu Agung ingin memberi ruang bagi penontonnya memikirkan ulang bagaimana informasi diproduksi dan disebar. Sehingga muncul dialog-dialog seperti:
“Makanya Yu Ning, rajin baca berita dari internet” ujar Bu Tejo.
“Namanya internet itu buatan orang pintar, gak bakal salahlah.” ucap Bu Tri mendukung Bu Tejo.
Dialog-dialog itu cukup menggambarkan bagaimana ibu-ibu desa ini menempatkan internet.