Belanja domestik tahun ini pun dibatasi karena harga minya turun di bawah $20 per barel pada bulan April lalu, dengan proyeksi harga rata-rata tahun ini hanya $40 per barel.
IMF memprediksi Rusia akan mengalami kontraksi PDB hingga 6,6% akibat segala upaya pencegahan Covid-19 yang cukup berdampak pada aktivitas perekonomian.
Pertumbuhan 4,1% yang diproyeksikan untuk tahun 2021 sepertinya baru akan terlihat pada 2022, itu pun jika pandemi mulai membaik.
Bulan lalu, Kementerian Keuangan Rusia mengusulkan pengurangan 5% dalam program persenjataan negara selama tiga tahun ke depan.
Usulan ini tentunya datang sebagai langkah lanjutan untuk membenahi kondisi finansial negara yang cukup terpuruk sejak awal tahun ini.
Di bawah rencana baru ini, anggaran program alokasi militer 10 tahun senilai 20 triliun Rubel (US $ 271 miliar) akan dikurangi secara total.
Pada tahun 2021-2023 dikurangi 225 miliar Rubel, sedangkan pendanaan pertahanan yang lebih luas dapat dikurangi hingga 323 miliar Rubel.
Program alokasi militer yang disebut GPV 2027 ini diprediksi tidak akan memberikan dampak sebaik GPV 2020 yang telah berlaku sebelumnya.
Saat itu GPV 2020 bahkan mampu memulihkan beberapa kerugian negara dari dua dekade sebelumnya.
Alokasi dana besar pada program GPV bertujuan untuk pengadaan alat pertahanan, perbaikan, penelitian dan pengembangan, serta investasi infrastruktur.