Chappy dengan cepat memberi jawaban bahwa membeli empat pesawat Sukhoi dari Rusia sudah "lebih dari cukup".
Ini dikarenakan kita membeli Sukhoi hanya untuk keperluan "wake up call America", katanya seraya tertawa lepas.
Sang wartawan yang bertanya tampak terpana setengah terkejut tidak percaya dengan jawaban singkat padat tersebut.
Walau dengan wajah yang merefleksikan keraguan dan setengah kaget, Chappy percaya dia sama sekali tidak menyangka memperoleh jawaban yang spontan dan "sediplomatis" itu.
Penjelasan sederhananya dari inti jawaban tersebut adalah bahwa Indonesia membeli Sukhoi itu bertujuan sekedar mengingatkan Amerika Serikat yang apabila meneruskan embargo suku cadang alutsista yang berasal dari Amerika, maka TNI Angkatan Udara tidak dapat melaksanakan tugas utama menjaga wilayah udara kedaulatannya.
Tidak ada pilihan lain yang dapat mengatasi persoalan rumit tersebut.
Itu sebabnya maka TNI AU pada saat itu akan beralih mengisi arsenal persenjataan udara dengan peralatan perang dari negara lain, dalam hal ini, kalau perlu dari Rusia.
Sekedar sebagai pembanding, arsenal persenjataan Angkatan Udara India juga dilengkapi dengan banyak pesawat-pesawat terbang produk Amerika Serikat dan sekaligus pula pesawat terbang asal Rusia.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Air Diplomacy, Apa Cukup Beli Empat Pesawat Sukhoi?"