Untuk mengecek kepastian situasi keamanan di wilayah Waa-Banti, Kimbeli dan Opitawak benar-benar sudah steril dari keberadaan KKB Papua maka unit-unit intelijen akan dikerahkan ke lokasi-lokasi itu dalam waktu dekat, katanya.
Jika memang kondisi keamanan di wilayah itu benar-benar sudah siap, maka aparat bersama Pemkab Mimika dan PT Freeport Indonesia akan mempersiapkan rencana mengembalikan seribuan warga tiga kampung itu yang sementara ini mengungsi ke Timika sejak awal Maret.
"Tentu kami akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan PT Freeport Indonesia karena saat masyarakat turun dari Tembagapura ke Timika atas permintaan mereka sendiri mengingat situasi keamanan pada saat itu memang tidak aman" jelas Era.
Lebih dari seribuan warga Waa-Banti, Kimbeli dan Opitawak diungsikan sementara waktu ke Timika sejak awal Maret lalu saat beberapa kelompok KKB Papua dibawah komandan operasi Lekagak Telenggen memasuki wilayah Distrik Tembagapura pada Februari.
Kapolda Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw beberapa waktu lalu menyebut rombongan besar KKB Papua termonitor masuk ke wilayah Distrik Tembagapura pada 14 Februari 2020.
Rombongan besar KKB Papua itu merupakan gabungan dari empat kelompok itu dipimpin oleh Lekagak Telenggen selaku komandan operasi.
Lekagak Telenggen sendiri diketahui merupakan pimpinan KKB Papua Yambi yang bermarkas di Kabupaten Puncak Jaya.
Ikut dalam rombongan besar itu, KKB Papua Yambi, KKB Papua Ilaga pimpinan Militer Murib, KKB Papua Tembagapura pimpinan Seltius Waker dan KKB Papua Ugimba pimpinan Guspi Waker.
Kelompok-kelompok ini kemudian bergabung dengan KKB yang ada di wilayah Mimika yang dikenal sebagai KKB Papua Kali Kopi pimpinan Joni Botak dan Hengky Wanmang.
Hengky Wanmang sendiri akhirnya tewas saat tim gabungan TNI-Polri menggerebek markasnya di kawasan Kali Kopi, Mimika pada 16 Agustus lalu.