Gridhot.ID - Selasa (15/9/2020), Uni Emirat Arab dan Bahrain menandatangani perjanjian untuk menjalin hubungan formal dengan Israel.
Presiden AS Donald Trump memimpin upacara yang diselenggarakan di Gedung Putih tersebut.
Hal ini memperkuatkemitraan strategisnya dengan Amerika Serikat (AS), di tengah ancaman berkelanjutan dari Iran.
"Ini bukan pengabaian perjuangan Palestina, ini untuk memperkuat keamanan warga Bahrain dan stabilitas ekonomi mereka," kata Menteri Dalam Negeri Rashid bin Abdullah Al Khalifa dalam sebuah pernyataan, Senin (14/9/2020), seperti dikuti Reuters.
Bahrain pada Jumat (11/9/2020) mengatakan akan menormalisasi hubungan dengan Israel, mengikuti langkah Uni Emirat Arab (UEA) sebulan lalu, dalam langkah yang sebagian lantaran ketakutan terhadap Iran.
"Iran telah memilih untuk berperilaku dengan cara yang mendominasi dalam beberapa bentuk, dan telah menjadi bahaya terus-menerus yang membahayakan keamanan dalam negeri kami," kata Khalifa yang menambahkan, adalah bijaksana untuk mencegah bahaya.
Bahrain, negara Teluk terkecil, rumah bagi Armada Kelima Angkatan Laut AS, diperintah oleh keluarga Sunni Muslim Al Khalifa. Mereka sering menuduh Iran, yang diperintah oleh kepemimpinan Muslim Syiah, berusaha menumbangkan Bahrain.
Bahrain telah mengalami kerusuhan yang terus berlanjut sejak pemberontakan yang gagal pada 2011 lalu. Bahrain juga berusaha untuk menurunkan defisit anggarannya.
Bahrain diselamatkan pada 2018 dengan paket bantuan US$ 10 miliar dari negara tetangga Teluk yang kaya untuk menghindari krisis kredit.