Gridhot.ID - Komisaris Utama Pertamina, Ahok melontarkan kritik secara terbuka soal buruknya tata kelola PT Pertamina.
Mulai dari gaji pejabat nonjob Pertamina, utang perusahaan hingga masalah penunjukkan direksi dan komisaris.
Dikutip dari YouTube POIN, Ahok bahkan menyarankan agar Kementerian BUMN untuk dibubarkan saja.
Hal tersebut, kata Ahok, dikarenakan banyak tata kelola perusahaan negara yang tidak efisien.
"Kalo lihat Kementerian BUMN itu dibubarkan seharusnya," ujar Ahok.
Ahok melanjutkanbahwa di Pertamina sendiri, sangat kental dengan lobi-lobi kepada menteri.
Bahkan kata Ahok, sebagian besar komisaris di BUMN adalah titipan dari kementerian-kementerian.
"Dia ganti direktur pun bisa tanpa kasih tahu saya. Saya sempat marah-marah juga," kata Ahok.
"Jadi direksi-direksi semuanya main lobinya ke menteri, karena yang menentukan menteri. Komisaris pun rata-rata titipan dari kementerian-kemeterian," ungkapnya.
Anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade pun mempertanyakan statement Ahok yang ramai kini dibicarakan.
Menurut Andre, statement itu muncul karena Ahok butuh panggung untuk menunjukkan kinerjanya sebagai komisaris Pertamina.
"Statement-statement pak Ahok ini membuat gaduh dan cenderung tanpa dasar. Saya paham pak Ahok butuh panggung, tapi tolong jangan menimbulkan citra negatif untuk Pertamina."
"Jangan kebanyakan bicara, apalagi pak Ahok orang dalam Pertamina," kata Andre dalam keterangannya, Jakarta, Rabu (16/9/2020).
Ia menjelaskan beberapa statement Ahok yang dinilai tanpa dasar, seperti mengatakan Pertamina lebih suka beli blok Migas di luar negeri daripada eksplorasi dalam negeri.
Padahal faktanya, kata Andre, banyak eksplorasi dalam negeri yang telah dilakukan Pertamina.
"Statement pak Ahok ini tidak benar. Dalam data yang kami miliki dalam rangka menambah produksi di hulu, pada 2019 Pertamina melakukan pengeboran sekitar 240 sumur eksplorasi dan eksploitasi dengan 800 work over," tutur Andre.
"Lebih dari 60 persen investasi di Pertamina adalah untuk hulu migas. Bahkan, untuk menambah cadangan, sepanjang 2019 Pertamina melakukan studi seismic di 35 cekungan dengan panjang 31.114 km," sambung politikus Gerindra itu.
Untuk menambah produksi dan cadangan hulu migas, kata Andre, diperlukan akuisisi blok hulu migas yang sudah berproduksi agar bisa langsung menambah cadangan dan produksi migas Pertamina.
"Akuisisi yang dilakukan oleh Pertamina di dalam negeri dilakukan pada blok-blok yang sudah habis kontrak PSC-nya. Sedangkan akuisisi di luar negeri dilakukan pada blok-blok yang sudah berproduksi dan memiliki cadangan yang besar," papar Andre.
Andre pun menyebut pernyataan Ahok soal Pertamina tidak pernah melakukan pembangunan kilang adalah tidak benar dan tanpa data.
"Selama menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina, sudah berapa kali sih pak Ahok melakukan kunjungan ke kilang-kilang Pertamina? Setahu saya Pertamina telah membangun Kilang Langit Biru Cilacap tahun 2015-2019," ujarnya.
Andre menyarankan Ahok untuk melaksanakan tugasnya secara baik dan jika memang punya bukti terkait pernyataannya, sebaiknya laporkan saja ke pihak yang berwenang.
"Ada KPK, Kejaksaan dan juga kepolisian. Jangan tuduh sana-sini tapi sebenarnya tidak ada bukti, untuk itu saya usul sebaiknya Presiden Jokowi dan Menteri BUMN copot saja pak Ahok daripada terus membuat kegaduhan yang tidak perlu," ujar Andre.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: "Dinilai Buat Gaduh, Andre Rosiade Usul Ahok Dicopot dari Jabatan Komut Pertamina."
(*)