Tikus dengan reseptor di paru-paru menunjukkan beberapa tanda cidera paru-paru. Sementara yang menerimanya di otak, mulai kehilangan berat badan dengan cepat dan kemudian mati.
Uji coba pada pasien meninggal menunjukkan dampak virus pada otak dalam kadar yang berbeda-beda, tergantung komplikasi gejala yang dialami.
Para peneliti menemukan, respons imun yang berlebihan bukan merupakan penyebab utama gejala neurologis. Padahal, kasus ini bertanggungjawab atas banyak kerusakan paru-paru pasien Covid-19.
Untuk menemukan bukti lebih lanjut, tim peneliti akan melakukan lebih banyak otopsi pada tubuh pasien Covid-19 yang telah meninggal.
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Peneliti Jepang temukan fakta: Virus corona bisa menyerang otak (*)
Source | : | Kontan.co.id |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar