Sebuah sikap politik yang tentu saja memicu drama politik baru di negara Asia Tenggara itu.
Menurut Anwar, ia meminta dukungan dari hampir dua pertiga dari 222 anggota parlemen.
Namun dia tidak memberikan jumlah sebenarnya atau mengungkapkan siapa yang telah berjanji mendukungnya.
Istana dan kantor perdana menteri tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang rencana pertemuan antara Anwar dan Raja Malaysia.
Muhyiddin, yang koalisinya berusia tujuh bulan bertahan dengan mayoritas tipis, sebelumnya menolak klaim Anwar dan menyebutnya sebagai "klaim belaka".
Ia meminta Anwar untuk membuktikan mayoritas dukungan melalui proses konstitusional.
Muhyiddin berkuasa pada Maret lalu, setelah mengamankan mayoritas dengan dukungan Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), yang kalah dalam pemilu 2018.
Raja memainkan peran seremonial di Malaysia, tetapi dia bisa menunjuk perdana menteri yang menurutnya kemungkinan akan memimpin mayoritas di parlemen.
Raja juga bisa membubarkan parlemen dan mendorong pemilihan umum atas saran perdana menteri.
Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul Ngotot Rebut Kursi Perdana Menteri, Anwar Ibrahim 'Potong Kompas' Bertemu Raja Malaysia, Politik Malaysia Dipastikan akan Membara.