Laporan Wartawan GridHot, Desy Kurniasari
GridHot.ID - Perayaan 75 tahun Partai, Korea Utara mengadakan parade militer.
Dalam acara tersebut, Korea Utara dengan bangga memperlihatkan senjata andalannya.
Dilansir dari TribunJabar.id, dalam parade militer untuk merayakan 75 tahun Partai Korea, Korea Utara (Korut) menunjukkan rudal balistik antarbenua atau ICBM.
ICBM itu diangkut kendaraan transporter erector launche (TEL).
Kendaraan mengitari Lapangan Kim II Sung di Pyongyang.
TEL yang dipakai untuk mengangkut rudal terbaru itu mempunyai 22 roda, mengindikasikan senjata ini merupakan yang terbesar yang dipunyai Korea Utara.
Bahkan, Ankit Panda dari Federasi Ilmuwan Amerika Serikat menyatakan misil itu merupakan "senjata berbahan bakar cair terbesar yang bisa dipindahkan".
Sebagai perbandingan, Hwasong-15 yang merupakan rudal balistik antarbenua terbaik Korut saat ini digerakkan oleh TEL sepanjang 18 roda.
Pejabat dan ilmuwan setempat mengklaim, seperti diberitakan Yonhap, Sabtu (10/10/2020), semakin panjang misil, semakin jauh terbangnya.
Bak ketakutan melihat Korea Utara unjuk gigi, pada Minggu (11/10/2020), Korea Selatan mendesak Korea Utara untuk berkomitmen pada janji pelucutan senjata di masa lalu.
Dilansir dari Kompas.com, mereka juga mengungkapkan keprihatinan atas pembukaan rudal jarak jauh oleh Korea Utara selama parade militer yang berlangsung pada Sabtu dini hari (10/10/2020).
Melansir Associated Press (AP), selama perayaan parade militer yang menandai ulang tahun ke-75 partai yang berkuasa di Pyongyang, Korea Utara mengarak berbagai sistem persenjataannya.
Di antara senjata yang dipamerkan terdapat 2 rudal yang pertama kalinya dipertunjukkan kepada para khalayak di lapangan Kim Il Sung, Pyongyang.
Satu dari 2 rudal itu adalah rudal balistik antar-benua yang lebih besar dari ICBM Korea Utara mana pun yang diketahui, dan yang lainnya kemungkinan adalah versi upgrade dari rudal yang dapat ditembakkan dari kapal selam.
Sementara beberapa ahli mengatakan senjata missil itu bisa menjadi tiruan rudal yang sedang dikembangkan.
Pengungkapan mereka menunjukkan bahwa Korea Utara terus mendorong untuk meningkatkan kemampuan senjatanya di tengah kebuntuan dalam diplomasi nuklir dengan Amerika Serikat (AS).
Kementerian Pertahanan Korea Selatan pada Minggu mengatakan pihaknya mengungkapkan keprihatinan tentang fakta bahwa "Korea Utara meluncurkan senjata termasuk apa yang dicurigai sebagai rudal balistik jarak jauh baru."
Kemenhan Korea Selatan menuntut Korea Utara untuk mematuhi kesepakatan antar-Korea tahun 2018 yang bertujuan untuk menurunkan permusuhan.
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengeluarkan pernyataan terpisah yang mendesak Korea Utara untuk kembali ke diskusi guna menghasilkan kemajuan dalam komitmen masa lalunya untuk mencapai denuklirisasi dan perdamaian di Semenanjung Korea.
Setelah pertemuan darurat Dewan Keamanan Nasional, anggota dewan di Korea Selatan mengatakan mereka akan terus menganalisis signifikansi strategis dari sistem senjata Korea Utara yang dipertunjukkan pada hari Sabtu dan meninjau kemampuan pertahanan Korea Selatan.
Hubungan antara Korea tetap tegang di tengah diplomasi nuklir yang menemui jalan buntu antara Pyongyang dan Washington.
Dalam pidatonya di parade militer, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memperingatkan dia akan sepenuhnya memobilisasi kekuatan nuklirnya jika diancam tetapi menghindari kritik langsung terhadap Washington.
Fakta bahwa Kim mempertahankan moratorium yang diberlakukan sendiri pada uji coba nuklir dan rudal jarak jauh menunjukkan dia masih ingin menjaga peluang diplomasi dengan AS tetap hidup.
Tetapi beberapa ahli mengatakan dia pada akhirnya akan melakukan uji senjata besar setelah pemilihan presiden AS pada November untuk meningkatkan pengaruhnya dalam kemungkinan negosiasi baru dengan AS, dengan siapa pun yang akan memenangkan pilpres. (*)