Gridhot.ID - Prabowo Subianto memang jadi sorotan semenjak diangkat menjadi menteri di kabinet Jokowi.
Perannya sebagai Menteri Pertahanan memang sangat cocok dengan latar belakangnya di militer.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjelaskan tugas dan fungsinya yaitu untuk menjaga keamanan dan kedaulatan negara.
Menurutnya, tidak tepat jika ia terlalu banyak bicara.
Hal ini sekaligus menjawab pertanyaan mengapa dirinya jarang bicara di hadapan publik selama menjabat sebagai Menhan.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Belum Kelar, WHO Minta Pemimpin Negara Hentikan Lockdown: Kami Tidak Menganjurkan
Prabowo menjelaskan, sektor pertahanan pada hakikatnya adalah menjaga kedaulatan negara dari ancaman asing.
Persoalannya, negara asing kerap memanfaatkan "orang dalam" untuk mencari informasi saat mengganggu kedaulatan.
"Jadi kita tidak bisa bilang, kita jaga perbatasan saja."
"Ini masalah security keamanan."
"Kerahasiaan itu sangat penting."
"Jadi salah kalau Menhan banyak bicara," kata Prabowo dalam sebuah video wawancara yang disebar DPP Partai Gerindra, dikutip Kompas.com, Selasa (13/10/2020).
Prabowo mengatakan mesti berhati-hati dalam menyampaikan informasi kepada publik.
Ia menuturkan dirinya akan bicara jika diperlukan.
Ia khawatir informasi rahasia negara bisa sampai ke pihak lain yang memiliki niat jahat.
"Saya tidak boleh cerita, oh kekuatan kita segini, kita akan begini, akan beli alat ini."
"Tidak benar itu. Nanti orang-orang yang enggak suka sama Indonesia, yang punya niat tidak baik akan tahu."
"Jadi ini memang demikian. Tapi ya, pada saatnya saya akan bicara," ucapnya.
Dia kemudian berbicara soal pentingnya keseimbangan antara menjaga keamanan dan kesejahteraan.
Prabowo berpendapat, keamanan dan kesejahteraan suatu negara harus berjalan beriringan.
Tidak boleh salah satunya ditinggalkan.
Bahkan, kata Prabowo, banyak negara yang memprioritaskan keamanan.
Sebab, keamanan dianggap sebagai syarat membangun kesejahteraan.
"Menurut saya, justru kita harus seimbang."
"Tapi yang pertama, ini banyak negara loh, di seluruh dunia, bahwa masalah keamanan syarat untuk kesejahteraan."
"Kalau tidak aman, tidak mungkin sejahtera," katanya.
Prabowo pun mencontohkan Amerika Serikat dan Singapura.
AS, misalnya, menganggarkan 50 persen APBN untuk sektor pertahanan.
Kemudian, Singapura, mengalokasikan 30 persen APBN untuk sektor pertahanan.
Padahal luas wilayah negara Singapura relatif kecil.
Prabowo bahkan menyamakannya dengan Bogor.
Jumlah penduduknya pun jauh lebih sedikit dibanding Indonesia.
"Tapi mereka menilai kemerdekaan mereka, kedaulatan mereka sangat penting sehingga 30 persen APBN untuk pertahanan."
"Kemudian dari produk nasional, GDP-nya itu, mereka sudah tiga persen."
"Kalau kita tidak sampai satu persen," tuturnya.
Karena itu, dia menegaskan, bahwa pertahanan negara perlu jadi perhatian.
Pembangunan kesejahteraan memerlukan keamanan negara.
"Pertahanan ini syarat kesejahteraan, rakyat butuh kesejahteraan, tapi butuh juga keamanan," kata Prabowo.
Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul Irit Bicara Sejak Jadi Menhan, Prabowo Sebut Ada Bahaya dari 'Orang Dalam': Jadi Salah Kalau Menhan Harus Banyak Bicara.
(*)