Beberapa analis berpendapat bahwa dia mungkin telah dimaafkan oleh ayahnya, karena ada preseden bagi rezim yang mengembalikan hal-hal yang dipermalukan setelah periode penebusan, terlebih tradisi Konfusianisme juga menyukai anak tertua.
Namun dalam wawancara yang jarang terjadi saat melakukan perjalanan ke China tahun lalu, Kim Jong-nam mengatakan dia "tidak tertarik" untuk menggantikan ayahnya.
Kemudian secara mengejutkan pada tahun 2017, Kim Jong-nam meninggal di Malaysia dalam perjalanannya menuju Makau.
Kematianya pun meninggalkan misteri, namun rumor menyebutkan bahwa ia meninggal akibat operasi agen intelijen Korea Utara.
Peluang suksesi juga lepas dari tangan kakak laki-laki Kim Jong-un lainnya, Kim Jong-chul.
Alasan anak laki-laki Kim Jong-il ini tak disukai sebagai pengganti ayahnya menjadi pemimpin tertinggi Korea Utara karena ia dianggap "tidak baik karena dia seperti gadis kecil."
(*)
Artikel ini telah tayang di Intisari-Online.com dengan judul "Bukan Putra Tertua Keluarga Kim Tapi Kok Bisa Naik Tahta? Ini Alasan Kim Jong-un Bisa 'Singkirkan' Dua Kakak Laki-lakinya dan Jadi Pemimpin Korea Utara"