Reuters memberitakan, Italia adalah negara pertama di Eropa yang terpukul paling parah oleh Covid-19 dan memiliki angka kematian tertinggi kedua di kawasan itu setelah Inggris.
Menurut angka resmi yang dihimpun Reuters, jumlah kematian akibat Covid-19 di Italia mencapai 36.543 kasus sejak wabah menyebar pada Februari.
Sementara itu, angka kematian terkait Covid-19 pada hari Minggu meningkat menjadi 69, naik dari angka 47 pada hari sebelumnya.
Menurut Kementerian Kesehatan Italia, angka ini jauh lebih sedikit daripada angka pada puncak pandemi di Italia pada bulan Maret dan April, ketika angka kematian harian memuncak pada lebih dari 900 jiwa.
Pihak berwenang telah berhasil mengendalikan sebagian besar penularan pada musim panas berkat penguncian nasional selama dua bulan yang ketat.
Akan tetapi, ketika gelombang kedua muncul, mereka telah memerintahkan kebijakan baru, termasuk wajib mengenakan masker di depan umum dan pembatasan pada pertemuan publik dan restoran.
Pemerintah Italia juga akan meningkatkan kerja cerdas dalam administrasi publik dan meminta sekolah menengah untuk menerapkan jadwal yang disesuaikan untuk menghindari kemacetan di transportasi umum.
Restoran dan toko makanan lainnya akan diizinkan untuk tetap buka hingga tengah malam, tetapi hanya akan dapat melayani pelanggan yang duduk setelah jam 6 sore.
Tindakan yang lebih ketat telah diberlakukan di beberapa wilayah yang paling parah terkena dampak, termasuk Campania di sekitar Napoli, yang telah menutup sekolah selama dua minggu.
Sebagai bagian dari paket stimulus 40 miliar euro baru yang disetujui pemerintah dalam anggaran 2021, Roma akan menyiapkan dana 4 miliar euro untuk memberi kompensasi kepada perusahaan yang paling terpukul oleh pembatasan virus corona.(*)