GridHot.ID - Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron kembali menuai sorotan dari umat Islam dunia.Dilansir TribunWow.com, diketahui kasus berawal saat seorang guru sejarah SMA di Prancis, Samuel Paty, menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada murid-muridnya terkait diskusi kebebasan berpendapat.Paty kemudian dipenggal oleh orang tidak dikenal akibat tindakannya tersebut pada 16 Oktober 2020 lalu.Menanggapi kasus tersebut, Macron menilai negara harus melindungi sikap sekularisme yang dijunjung Prancis, terutama terkait perlindungan kebebasan berpendapat pada masyarakat beragama dan non-beragama.
Baca Juga: Kelewat Berani, Bawa Kapal Pemburu Sampai Penyapu Ranjau, Armada Gabungan NATO Terang-terangan Ganggu Rusia di Laut HitamPernyataan Macron lalu menuai sorotan dari berbagai negara mayoritas Islam di dunia, bahkan muncul seruan untuk memboikot produk Prancis.Menanggapi hal itu, Macron mengaku dirinya memaklumi munculnya kemarahan umat Islam dunia."Saya memahami sentimen yang diekspresikan dan saya menghormatinya," kata Emmanuel Macron, dikutip dari Aljazeera.com, Sabtu (31/10/2020)."Namun harus dipahami peran saya sekarang, yakni untuk memastikan dua hal: menyerukan perdamaian dan melindungi hak-hak ini," lanjutnya.
"Saya akan selalu membela negara saya terkait isu kebebasan berbicara, menulis, berpikir, dan menggambar," tambah presiden 42 tahun ini.Macron juga menyinggung sikap para pemimpin dunia, terutama dari negara mayoritas Islam.Ia menilai ada kesalahpahaman, yakni masyarakat cenderung digiring untuk memercayai bahwa karikatur Nabi Muhammad yang menjadi kontroversi itu adalah buatan Prancis.Diketahui sebelumnya Macron juga sempat memberi pernyataan yang menuai kontroversi dan kegeraman dari masyarakat Islam, yakni keinginan untuk "mereformasi" Islam agar sesuai dengan nilai-nilai republikan di Prancis.
Baca Juga: China Mulai Terkepung, Amerika Gandeng 3 Negara Digdaya Benua Eropa, Siap Kuliti Borok Tiongkok hingga Bongkar Misteri Laboratorium WuhanSementara itu, pernyataan kontroversial Macron yang baru-baru ini muncul adalah untuk menanggapi sejumlah serangan yang mengejutkan masyarakat Prancis.Seorang pria Tunisia menikam tiga orang yang tengah berada di sebuah gereja di Nice, Prancis.Pada hari yang sama, seorang pria asal Arab Saudi terluka akibat ditikam petugas keamanan di Konsulat Prancis di Jeddah, Arab Saudi.Insiden terakhir yang memicu pernyataan Macron adalah seorang pendeta Orthodox-Yunani ditembak di Lyon oleh pria tidak dikenal yang tidak diketahui motifnya.Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul "Presiden Prancis Akui "Paham" Kemarahan Umat Islam: Saya Akan Tetap Membela Kebebasan Berpendapat"(*)