Ankara kemudian menarik kapal pemborannya bulan lalu untuk memberikan lebih banyak ruang untuk diplomasi menjelang pertemuan puncak 2 Oktober di Uni Eropa, di mana Siprus dan Yunani menuntut sanksi keras terhadap Turki.
Bersikeras pada haknya di wilayah Mediterania yang kaya energi, Turki mengirim kapalnya lagi pada 12 Oktober, memicu reaksi dari komunitas internasional.
Hal ini memicu kekhawatiran tentang potensi konflik militer antara kedua tetangga yang memperdebatkan sejauh mana landas kontinen mereka dan klaim tentang sumber daya hidrokarbon regional.
Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Erdogan mencoba memulai peperangan di Mediterania Timur.
(*)