Tetapi berdasarkan argumentasi Yeh, rudal Harpoon yang bisa menjangkau jarak hingga 241 kilometer bisa dianggap senjata agresif.
"Pembelian terbaru terhadap Harpoon jelas mengancam kapal induk milik China dan upaya mereka untuk mengakses kawasan Pasifik," kata dia.
Mantan wakil komandan di angkatan laut itu menuturkan, pemerintahan Tsai dan Trump secara sengaja sudah "memprovokasi" Beijing.
Yeh mengeklaim jika Harpoon itu sampai didatangkan dan dipasang di lepas pantai, "Negeri Panda" jelas bakal bertindak karena mereka merasa terancam.
Dia menjelaskan dinamika di Selat Taiwan kini bukan lagi masalah strategi, namun psikologi.
Dia memprediksi Beijing bakal mengambil tindakan.
Sang jenderal berkata politisi boleh mengucapkan sesuatu yang ambigu.
Namun tidak dengan dunia militer, di mana dia takut perang bisa terjadi kapan saja.
Menteri Pertahanan Yen De-fa menyatakan, mereka bisa menggerakkan sekitar 450.000 personel jika menghadapi perang dengan China di selat.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar