Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Bawa Berita Bagus, Peneliti Oxford Sebut Survivor Covid-19 Tak Mungkin Tertular Lagi Minimal Selama Satu Semester, Begini Penjelasannya

Desy Kurniasari - Sabtu, 21 November 2020 | 15:13
Ilustrasi pasien virus corona.
Freepik

Ilustrasi pasien virus corona.

GridHot.ID - Pandemi covid-19 hingga kini masih belum usai.

Sejumlah penelitian terkait virus ini pun terus dikembangkan.

Baru-baru ini, sebuah penelitian di Inggris tentang petugas kesehatan di garis depan yang berperang melawan pandemi virus corona menunjukkan, orang yang pernah mengidap Covid-19 sangat tidak mungkin untuk tertular lagi setidaknya selama enam bulan setelah infeksi pertama mereka.

Baca Juga: Bikin Sedikit Lega, Ilmuan Sebut Tak Semua Orang Bisa Tertular Corona karena Kebal, Ini Cara Tes untuk Mengetahuinya!

Reuters memberitakan, para peneliti di Universitas Oxford mengatakan, penemuan ini seharusnya memberikan jaminan bagi lebih dari 51 juta orang di seluruh dunia yang telah terinfeksi penyakit pandemik.

“Ini benar-benar berita bagus, karena kami yakin bahwa, setidaknya dalam jangka pendek, kebanyakan orang yang tertular Covid-19 tidak akan tertular lagi,” kata David Eyre, profesor di Departemen Kesehatan Populasi Nuffield Oxford, yang ikut memimpin penelitian.

Baca Juga: Sebut Perkembangan Vaksin Corona Sia-sia, Pejabat AS Peringatkan Perang Dunia Ketiga Bakal Segera Dimulai: Musuh kita adalah Virus Sars-Cov-2!

Kasus-kasus infeksi ulang Covid-19 yang terisolasi, penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, telah menimbulkan kekhawatiran bahwa kekebalan yang dimiliki seseorang mungkin berumur pendek dan pasien yang pulih dapat segera jatuh sakit lagi.

Tetapi hasil penelitian ini, yang dilakukan pada kohort petugas kesehatan Inggris - termasuk di antara mereka yang berisiko tertinggi tertular Covid-19 - menunjukkan kasus infeksi ulang kemungkinan akan tetap sangat jarang.

“Terinfeksi Covid-19 memang menawarkan perlindungan terhadap infeksi ulang bagi kebanyakan orang setidaknya selama enam bulan,” kata Eyre kepada Reuters. “Kami tidak menemukan infeksi gejala baru pada antibodi salah satu peserta yang dites positif.”

Studi tersebut mencakup periode 30 minggu antara April dan November 2020. Hasilnya belum ditinjau oleh ilmuwan lain, tetapi dipublikasikan sebelum ditinjau di situs web MedRxiv.

Source :Kontan.co.id

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x