”Saat ini warga menyiapkan pemakaman. Rumah duka agak jauh dari lokasi kejadian untuk keamanan,” kata Rifai di Sigi saat dihubungi dari Palu, Sulteng, Sabtu (28/11/2020).
Kepala Desa Lembantongoa Deki Basalulu menambahkan, ada 50 rumah tangga di Dusun Tokelemo yang kini mengungsi ke dusun lain. Mereka tinggal di rumah-rumah warga.
”Untuk sementara, kebutuhan mereka ditalangi desa dan warga setempat. Kebutuhan itu terutama makanan dan pakaian. Ke depannya, pasti butuh banyak kebutuhan lainnya,” ujarnya.
Kepala Polres Sigi Ajun Komisaris Besar Yoga Priyahutama menyatakan, selain empat korban, ada tiga bangunan dibakar kelompok yang terindikasi anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Salah satunya adalah bangunan darurat yang selama ini dijadikan tempat ibadah.
”Situasi di lapangan kini kondusif. Tim gabungan kepolisian melakukan trauma healing agar warga tenang, tidak panik, dan tidak takut,” katanya.
Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Gomar Gultom menyatakan bela rasa atas kejadian itu. Peristiwa itu merupakan kejadian berulang yang secara sporadis terjadi di Sulteng. Gomar meminta aparat keamanan menuntaskan sisa-sisa anggota penyebar teror, khususnya di Poso dan Sigi.
”Kehadiran negara diperlukan untuk memulihkan rasa aman dalam diri masyarakat,” katanya.
Ia mengimbau, warga di sekitar lokasi kejadian untuk tetap tenang dan menyerahkan penanganan masalah tersebut kepada aparat. Semua elemen masyarakat perlu bahu-membahu menciptakan keamanan dan kenyamanan bersama.(*)
Source | : | Antaranews,Kompas.id |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar