Gridhot.ID - Kasus dan segala keributan yang terjadi akhir-akhir ini memang cukup meresahkan.
Bahkan salah satu menteri Jokowi sampai ikut kena imbas dari keramaian yang terjadi.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan ( Menko Polhukam) Mahfud MD geram dengan aksi unjuk rasa yang dilakukan di rumah orangtuanya di Pamekasan.
Menurut Mahfud MD, dirinya bisa menahan jika ada pihak yang menyerang dirinya.
Namun jika sudah mengganggu orangtuanya, maka Mahfud MD tak bisa tinggal diam.
Tampak di video, ratusan orang tampak mengepung sebuah rumah.
"Rumahnya Mahfud MD di Pamekasan dikepung massa," kata seseorang yang diduga sedang merekam video.
Kemudian terdengar suara teriakan beberapa orang memanggil nama Mahfud MD.
Video itu ramai beredar di Twitter, bahkan hingga ikut dikomentari Mahfud MD.
Ia siap mengambil sikap karena hal itu menyangkut dengan keamanan ibundanya.
Dikabarkan pula ibunda Mahfud MD mengalami trauma akibat unjuk rasa tersebut.
Mahfud MD melalui akun Twitternya, menegaskan dirinya akan bersikap tegas.
"Sy selalu berusaha menghindar utk menindak orang yg menyerang pribadi sy krn khawatir egois dan se-wenang2 krn sy punya jabatan.
Sy siap tegas utk kasus lain ug tak merugikan sy.
Tp kali ini mereka mengganggu ibu saya, bkn mengganggu menko polhukam," tegas Mahfud MD pada Selasa (1/12/2020) malam.
Penguni Rumah Dipindahkan
Setelah adanya aksi unjuk rasa itu, pihak keluarga memindahkan penghuni rumah ke tempat yang lebih aman.
Keponakan Mahfud, Syaiful Hidayat mengatakan, terdapat empat orang di rumah itu saat demonstrasi terjadi.
Mereka adalah, Khodijah yang merupakan ibunda Mahfud MD, ibu kandung Yayak, pembantu, dan perawat.
"Mereka mungkin marah ke Mahfud MD. Tapi yang mereka demo salah sasaran, karena di dalam rumah itu orangtua semua," kata pria yang akrab disapa Yayak itu saat dihubungi Kompas.com, Selasa (1/12/2020).
Yayak mengatakan, keempat orang itu mengaku ketakutan karena massa di luar terdengar beringas.
Massa seolah hendak merobohkan pagar rumah.
Bahkan, keluarga yang berada di dalam juga mendengar teriakan rumah itu akan dibakar.
"Penghuni rumah ketakutan. Massa beringas. Mereka mengancam akan membakar rumah jika Rizieq Shihab dipenjara," kata Yayak.
Ibunda Trauma
Khadijah dan penghuni rumah lainnya dipindahkan ke tempat yang lebih aman.
Yayak mengaku mendapat telepon dari Mahfud MD saat insiden itu terjadi.
Mahfud meminta ibundanya dipindahkan ke tempat yang lebih aman.
"Setelah Mahfud MD telepon, kami para keponakan dan saudara Mahfud MD musyawarah mau ditempatkan di mana yang aman," ujar Yayak.
Menurutnya, ada beberapa alternatif lokasi yang lebih aman buat ibunda Mahfud MD.
Di antaranya, rumah Yayak di Pamekasan, rumah asal Mahfud MD di Kecamatan Pegantenan, dan di Surabaya.
Namun, sampai sekarang masih belum diputuskan.
"Yang penting saat ini ibunda Mahfud MD diselamatkan dulu karena trauma," imbuh Yayak.
Yayak menyebutkan, massa yang berdemonstrasi ke rumah Mahfud MD sebelumnya berunjuk rasa di Polres Pamekasan.
Mereka meminta polisi tak menangkap Rizieq Shihab.
Dalam perjalanan pulang, mereka melanjutkan demonstrasi di rumah Mahfud MD.
Mereka merasa tersinggung dengan beberapa pernyataan Mahfud tentang Rizieq Shihab.
"Isu yang diusung dalam aksi terkait pemanggilan Rizieq Shihab ke Polda Metro Jaya," Kabid Humas Polda Jatim Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko.
Diberitakan sebelumnya, ratusan orang berdemonstrasi di depan rumah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD di Pamekasan, Selasa (1/12/2020).
Massa mendatangi rumah di Jalan Dirgahayu, Kelurahan Bugih, Kecamatan Pamekasan, Kabupaten Pamekasan, itu menggunakan kendaraan.
Sebagian besar massa menumpang mobil bak terbuka, sebagian lagi memakai kendaraan pribadi seperti mobil dan motor.
Massa terlihat berteriak-teriak di depan rumah yang kini ditempati ibunda Mahfud MD itu.
Mereka meminta penghuni rumah keluar untuk menemui massa.
Bahkan, sebagian massa ada yang mendorong pagar rumah.
"Kalau sama-sama orang Madura, Mahfud tolong keluar. Jangan ngumpet dan temui kami," teriak salah satu peserta aksi di depan rumah.
Salah satu peserta aksi juga berteriak agar massa tak membuat keributan.
"Tolong jangan membuat kerusakan," kata peserta aksi lainnya.
Salah satu tetangga Mahfud MD, Halili mengatakan, aksi itu berlangsung singkat.
Massa tiba sekitar pukul 14.00 WIB.
Menurutnya, ada massa yang datang menggunakan mobil dan jalan kaki.
Rata-rata, massa mengenakan sarung, memakai kopiah atau sorban.
"Sekitar 200 orang lebih yang demo. Kendaraan mereka diparkir di pinggir jalan. Panjangnya kira-kira 100 meter memanjang ke timur," kata Halili di lokasi, Selasa.
Halili dan tetangga lainnya tak berani mendekati massa.
Justru, warga ketakutan karena massa datang tiba-tiba.
"Saya mau mengantar anak ke madrasah tidak jadi. Takut ada keributan. Aksi mereka kurang lebih lima menit," imbuh Halili.
Sementara itu, Ketua RT 5, RW 3, Kelurahan Bugih, Slamet menambahkan, rumah itu biasanya ditempati ibunda Mahfud bersama perawatnya.
Tetapi, rumah itu sedang kosong hari ini.
"Rumah itu saat ini kosong. Tapi setiap hari dijaga antara tiga sampai enam polisi berbaju preman," ungkap Slamet.
Kapolres Pamekasan AKBP Apip Ginanjar enggan berkomentar saat diwawancara usai aksi di lokasi kejadian.
Pria yang baru tiga bulan di Pamekasan ini langsung menaiki mobil dinasnya dan pergi.
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Mahfud MD Siap Tindak Tegas Aksi Unjuk Rasa di Rumahnya: Mereka Ganggu Ibu Saya, Bukan Menkopolhukam.
(*)