Kemudian dia dibiarkan duduk di luar karena beberapa orang tampak mengkritiknya karena tidak memakai masker.
Orang-orang tidak menyadari bahwa dia sudah meninggal karena ia dalam keadaan duduk bukan berada di peti mati.
Pemakaman itu akhirnya disiarkan secara online, tetapi beberapa pemirsa tidak menyadari jika Lewis sedang duduk di kursi.
Pemilik Rumah Duka Dennie, memiliki motto "Setiap kehidupan itu unik, oleh karena itu setiap pemakaman harus unik."
Lantaran mottonya tersebut, akhirnya Lewis dibalsem dengan posisi duduk di sebuah kursi yang mereka pikir itu sebuah keunikan.
“Keluarga minta seperti itu,jadi kami berusaha mengabulkansetiap permintaan,sebetulnya ini tidak asing bagi kami karena kami mengetahui pemakaman seperti itu di luar negeri,” ujar Dennie.
"Kami memintanya ia disini selama tiga hari untuk membalsemnya dalam posisi duduk, sebelum kami mempublikasikannya," katanya.
"Kami kecewa dengan perilaku sembrono yang dilakukan oleh Rumah Duka Dennie, kata Petugas Polisi, Brent Batson.
“Membawa orang dengan cara yang berbahaya adalah pelanggaran dengan hukuman Rp 14 juta dan polisi akan melanjutkan penyelidikan terhadap tindakan perusahaan pemakaman itu,” katanya.
Lewis akhirnya ditempatkan di peti mati untuk dimakamkan bersama ayahnya.