Gridhot.ID - Konflik Amerika Serikat dan China makin hari kian memanas.
Kedua negara ini sama-sama berlomba memperkuat militernya dengan mengembangkan alutsistanya.
Buletin Ilmuwan Atom memperkirakan bahwa Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) telah meningkatkan jumlah brigade rudal balistik sekitar sepertiganya.
Baca Juga: Teddy Tuding Putri Delina Bawa Harta Gono-gini, Sule: Anak Saya Ahli Waris yang Mengamankan Semuanya
Studi juga memperkirakan bahwa negara itu memiliki sekitar 350 hulu ledak nuklir, sebagian besar dirancang untuk rudal darat.
Brigade rudal balistik ditingkatkan dalam tiga tahun terakhir untuk meningkatkan kemampuan serangan nuklir China di tengah meningkatnya ketegangan dengan AS, kata sebuah laporan, dikutip dari South China Morning Post, Sabtu (12/12/2020).
Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat sekarang memiliki 40 brigade, meningkat 35 persen dibandingkan dengan 2017, dengan lebih banyak yang sedang dibentuk, menurut studi yang diterbitkan oleh Bulletin of Atomic Scientists pada hari Kamis.
Laporan tersebut memperkirakan sekitar setengah brigade memiliki peluncur rudal balistik atau jelajah, dan jumlah tersebut kemungkinan akan bertambah ketika pembangunan pangkalan rudal lebih lanjut selesai.
Laporan itu mengatakan 12 brigade berada di komando teater Timur dan Selatan, yang fokus di Selat Taiwan dan Laut China Selatan yang disengketakan.
“Perluasan brigade rudal balistik dapat dilihat sebagai pencapaian perombakan militer PLA yang belum pernah terjadi sebelumnya, ketika Korps Artileri Kedua memisahkan diri dari (kekuatan darat) dan menjadi Pasukan Roket independen pada akhir 2015,” komentator militer yang berbasis di Hong Kong Song Zhongping, mantan instruktur Korps Artileri Kedua, berkata.
"Karena ia memainkan peran kunci yang mengkhususkan diri dalam strategi asimetris, Pasukan Roket perlu diperluas dan meningkatkan keunggulan khususnya untuk membantu China melawan meningkatnya tantangan yang ditimbulkan oleh Amerika Serikat."