Sebagai bagian dari manuver tersebut, kapal selam nuklir Rusia melakukan latihan peluncuran rudal balistik antarbenua dari Laut Barents, sebuah ICBM berbasis darat.
Rudal-rudal tersebut diluncurkan dari fasilitas Plesetsk di barat laut Rusia dan pembom strategis Tu-160 dan Tu-95 menembakkan rudal pada target uji.
Rusia telah memperluas latihan militernya dalam beberapa tahun terakhir di tengah ketegangan dengan Barat karena hubungan yang kian memburuk ke posisi terendah pasca-Perang Dingin setelah pencaplokan Semenanjung Krimea Ukraina oleh Moskow pada 2014.
Melansir AP, rangkaian peluncuran rudal dilakukan kurang dari dua bulan sebelum perjanjian kendali senjata New START AS-Rusia berakhir pada awal Februari.
Moskow dan Washington telah membahas kemungkinan perpanjangannya, tetapi sejauh ini gagal mengatasi perbedaan mereka.
START baru ditandatangani pada tahun 2010 oleh Presiden AS Barack Obama dan Presiden Rusia Dmitry Medvedev.
Ini membatasi setiap negara tidak lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir yang dikerahkan dan 700 rudal dan pembom yang dikerahkan, dan membayangkan inspeksi di tempat untuk memverifikasi kepatuhan.
Setelah Moskow dan Washington menarik diri dari Perjanjian Pasukan Nuklir Jarak Menengah 1987 tahun lalu, New START adalah satu-satunya kesepakatan kendali senjata nuklir yang tersisa antara kedua negara yang masih berlaku.
Para pendukung kontrol senjata telah memperingatkan bahwa masa berlakunya akan menghapus pemeriksaan apa pun pada pasukan nuklir AS dan Rusia, yang merupakan pukulan bagi stabilitas global.(*)
Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "Rusia sukses lakukan uji coba 4 rudal balistik antarbenua dari kapal selam"