Gridhot.ID - Indonesia memang punya pasukan khusus yang ditakuti di dunia.
Banyak sekali kisah mengejutkan yang menunjukkan kehebatan mereka.
Salah satu kisah itu datang dari operasi penyelamatan sandera di Thailand.
Kisah unik mewarnai operasi pembebasan sandera ini, dari komandan yang 'kibuli' anak buahnya demi kesuksesan misi, hingga pergerakan mereka yang disebut 'seperti orang piknik'.
Kok bisa? Inilah kisahnya.
Pada 28 Maret 1981, pesawat DC-9 Woyla milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia dengan 48 penumpang ketika dalam penerbangan dari Bandara Kemayoran menuju Bandara Polonia Medan dibajak oleh 5 teroris.
Oleh kelima teroris pesawat sebenarnya akan diterbangkan menuju Lybia, negara yang pada tahun 1980-an berada di bawah pimpinan Presiden Moamar Kadhafi dan dikenal ‘suka membantu teroris’.
Selain itu, jika sudah mendarat di Lybia, para teroris merasa lebih aman karena upaya militer Indonesia (ABRI) untuk melaksanakan operasi pembebasan sandera jadi makin sulit.
Mujur akhirnya pesawat mendarat di Bandara Don Muang, Bangkok, Thailand sehingga militer Indonesia bisa lebih leluasa melaksanakan operasi pembebasan sandera dengan cara mengirimkan pasukan khusus.
Tanggung jawab untuk mengirimkan pasukan khusus diberikan kepada Letkol Sintong Panjaitan yang menjabat sebagai Asisten 2/Operasi Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassanda/Kopassus).
Singkat cerita 30 personel pasukan antiteror dari Grup 4/Sandiyudha yang telah menyiapkan diri untuk melakukan operasi pembebasan sandera dikirim ke Thailand menggunakan pesawat DC-9 Garuda pada 30 Maret 1980.