Dell mengatakan, penyelidik akan melihat faktor-faktor termasuk kegagalan mekanis, tindakan pilot, catatan perawatan, kondisi cuaca, dan apakah ada gangguan yang melanggar hukum dengan pesawat. Sebagian besar kecelakaan udara disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor yang perlu waktu berbulan-bulan untuk ditetapkan.
Tak hanya itu, catatan operasi Sriwijaya juga akan diawasi.
"Catatan keamanannya beragam," kata Greg Waldron, editor pelaksana Asia di publikasi industri FlightGlobal.
Dia mengatakan, maskapai tersebut telah mengandangkan tiga pesawat 737 antara 2008 dan 2012 karena pendaratan yang buruk yang mengakibatkan runway overruns, dengan kecelakaan tahun 2008 yang mengakibatkan satu kematian dan 14 cedera.
Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Indonesia pasar penerbangan paling mematikan di dunia, ini ulasan media asing.
(*)